28 Agu 2012

Melintas Secepat Kilat

Di dunia ada orang yang hanya “bekerja” kurang dari 10 detik bisa menghasilkan duit milyaran rupiah. Namanya Usain Bolt putra Jamaika sebuah negeri di Karibia, tidak banyak yang mengenal Jamaika kecuali di negera ini asal music reggae dengan Bob Marleynya. Terakhir di olimpiade 2012 catatan larinya 9.63 detik sudah cukup menorehkan namanya sebagai yang terbesar.
Usain Bolt Pemegang rekor dunia 100 M
Dari keringat selama kurang 10 detik, Usain Bolt bisa meraup duit milyaran dari Negara dan sponsor yang antri menunggu tanda tangan si manusia tercepat di jagat raya ini. Hebatnya walau masih hidup, Bolt sudah dianggap sebagai legenda.  Rekor dunianya 9.58 detik sangat sulit di lampaui pelari manapun bahkan mendekati angka itu terasa sulit.

Di lintasan lari 100 meter, waktu merupakan tuan yang menentukan nasib pelari itu. Selisih sepermil detik bisa mengubah takdir seseorang dan bangsanya. Bandingkan catatan waktu Usain Bolt 9.58 detik dengan rekor nasional milik Surya Agung Wibowo 10.17 detik yang dibuatnya di Laos tahun 2009, selisihnya hanya 0.59 detik. Usian Bolt jadi idola dunia sedangkan Surya Agung, hanya dikenal sebagian orang Indonesia.

Orang Arab menyebut waktu adalah pedang, anda lalai dengan waktu maka dia akan memangsamu. Sebuah kutipan lain mengatakan bahwa waktu adalah guru terbaik. Hampir semua tempat penunjuk waktu berupa jam selalu ada. Di kamar, di kantor, di depan laptop dan PC, di HP, di lift bahkan di toilet juga ada, saya bahkan tidak mengerti urgensinya kenapa jam ada di toilet. Kota-kota di dunia sengaja membuat menara jam untuk memenangkan supremasi kota mereka.
Waktu jelas berkaitan dengan akselerasi, kecepatan. Tidak salah jika di perusahaan waktu menjadi tolak ukur kinerja, sehingga muncul istilah lead time dan SOP yang indikatornya adalah waktu. Karena mengutak atik rumus waktu seorang Albert Einstein menjadi ilmuwan besar abad 20. Waktu pula yang membawa Dr. Alexander Hartdegen melompat dari lorong waktu yang berbeda sambil mengajak kita berimajinasi dalam film The Time of Machine.

JK diatas pesawat menuju Myanmar
Ketika pilpres 2009 silam, Pak Jusuf Kalla pernah membaut tagline yang bagus yaitu lebih cepat lebih baik. Seolah ingin mengajari kita bahwa cepat dan taktis itu bagus. Lihat gerak cepat pak JK Yang posturnya tidak beda jauh sama sprinter kita seperti Mardi dan Surya Agung. JK ketika menjadi wapres dan sekarang kita menjabat ketua PMI dikenal dengan gaya kepimpinannya yang cepat dan taktis.

Ketika sebagian besar dari kita bingung mengirimkan bantuan kemanusian ke Rakhine Myanmar, JK sudah berada di negeri Pagoda itu. Bahkan JK sudah bisa bertemu dengan presiden JK dan melihat nasib saudaranya di Rakhine. Tagline JK lebih cepat lebih baik kemudian di adopsi oleh Kalla Group, sebuah perusahaan yang dibesarkan oleh pak JK.

Ada Joke bagus, konon JK kalah di Pilpres 2009 lalu karena taglinenya Lebih cepat lebih baik menjadi bumerang, karena ternyata ibu-ibu tidak suka dengan kalimat lebih cepat, mereka lebih suka dengan tagline SBY...lanjutkan...lanjutkan…lanjutkan…Kalau begitu cepat tidak selamanya baik, setidaknya tidak baik buat ibu-ibu. Wallahualam


Salam

2 komentar:

Anonim mengatakan...

I hаvе rеaԁ so many cоntent about the blogger
lоvеrs howеver this pieсe of writing iѕ actually a pleasant piеce оf writing,
kеep it up.

my web-site: http://www.prweb.com/releases/luminessreview/netxnews/prweb10142235.htm

Anonim mengatakan...

ӏ am regulаr readеr, hoω are you everybodу?
This ρaragrаph ροsted at this websіtе іѕ truly plеaѕant.


Fеel free to surf to my blog post; hydroxatone