Bulan Agustus merah putih berkibar di penjuru Indonesia,
tapi di dua benua yang beribu-ribu mil jauhnya bendera merah putih berkibar dengan wibawanya. Pertama, di negerinya Margaret
Thatcher, maskapai penerbangan milik negara PT Garuda Indonesia Tbk
menandatangani kerjasama sponsorship dengan The Liverpool Football Club.
Garuda Indonesia |
Liverpool bukan klub sembarang mereka
klub nomor 3 kolektor terbanyak trofi liga Champions Eropa. Klub ini
punya sejarah yang panjang dan pernah menjadi klub Inggris paling sukses
di tanah Britania. Sepak terjang Garuda memang luar biasa, tidak mau
kalah dengan maskapi dari Asia yang lain, Garuda Indonesia berani
mempertaruhkan milliaran rupiahnya demi sebuah nilai jual marketing.
Sebelumnya nama Garuda Indonesia Airlines sempat muncul dalam bentuk Virtual Advertising
saat pertandingan Inggris versus Belgia di stadion Wembley jelang Euro
2012. Tidak puas, kini Garuda berani menawar menjadi sponsor klub
Liverpool.
Padahal beberapa tahun lalu Garuda
Indonesia hanya sebuah BUMN yang menguras pundi-pundi APBN. Namun dengan
pengelolahan manajamen yang profesioanl kini Garuda telah mampu
mengepakkan sayapnya melintasi benua Eropa, menyusuri selat Channel dan
bersenandung bersama The Beatles di Liverpool. Bagaimana pun langkah
jitu telah dilakukan Emirsyah Satar sang CEO yang punya intuisi setajam
mata Garuda. Garuda mesti berani bersaing di kancah global. Jangan hanya
menjadi pemain domestik alias jago kampung.
Yang jelas Emirsyah Satar yang berlatar
akuntan punya intuisi marketing yang hebat, dia mampu membaca potensi
iklan sebagai media pemasar yang jitu, bukan hanya bagi Garuda Indonesia
Airlines tapi juga dalam lingkup luas memperkenalkan Indonesia sebagai
bangsa yang mampu bersaing.
Yang kedua, yang membanggakan terjadi di
bulan Juli adalah keberhasilan pengusaha muda Erick Thohir mengakuisisi
sebuah klub MLS, liga Profesional di negerinya Abraham Lincoln.KLub
tersebut adalah DC United, klub yang punya kandang di Washingtong DC. DC
United punya 20 ribu suporter fanatik.
Erick Thohir |
Dalam beberapa tahun bersamaan dengan Great Depression jilid
dua yang melanda Amerika Serikat banyak klub-klub AS yang kesulitan
financial salah satunya adalah DC. United. Melalui pendekatan intens dan
proses yang panjang akhirnya bung Erick Thohir berhasil membeli saham
klub tersebut dan menjadi orang Asia pertama menjadi pemilik klub MLS
(Major League Soccer).
Di kota Washington DC terdapat Lincoln
Memorial tempat ketika Martin Luther King, Jr menyampaikan pidatonya
yang masyhur “I Have a Dream”. Dan bung Erick mampu mewujudkan impiannya
memiliki klub di kota yang sama dengan Matin Luther King, Jr
menggantungkan impiannya.
Hebatnya, Erick Thohir datang tidak
hanya membawa fulusnya alias dollar tapi berani menawarkan sebuah konsep
manajemen olahraga yang profesional. Padahal 699 mil dari DC United
terdapat kota Chicago tempat kelahiran pakar manajemen modern, Philip
Kotler.
Saya jadi ingat ketika pak Jusuf Kalla
berkunjung ke AS dan bertemu wapres AS Joe Biden. Dengan percaya diri JK
menyapa Joe Biden dengan kalimat ” apa yang Indonesia bisa bantu buat
negeri anda”, JK tahu AS sedang kelimpungan dilanda resesi ekonomi.
Selama ini pejabat Indonesia yang berkunjung ke AS selalu mengemis ke AS
tapi tidak untuk JK.
Gebrakan dari bung Erick Thohir bukan yang pertama sebelumnya dia telah membeli saham klub basket NBA Philadelphia 76ers.
Ekspektasi saya, dua moment diatas bisa
menjadi inspirasi bagi pengusahan dan perusahaan nasional untuk berani
bertarung di kancah internasional. Kesempatan terbuka lebar pasalnya
benua Eropa dan negara AS sedang oleng dilanda kriris ekonomi yang
hebat. Saya Menantikan kelak merah putih berkibar dilain tempat, di
setiap jengkal belahan bumi.
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar