23 Agu 2012

Kepak Sayap Garuda dari Anfield hingga Lincoln Memorial

Bulan Agustus merah putih berkibar di penjuru Indonesia, tapi di dua benua yang beribu-ribu mil jauhnya bendera merah putih berkibar dengan wibawanya. Pertama, di negerinya Margaret Thatcher, maskapai penerbangan milik negara PT Garuda Indonesia Tbk menandatangani kerjasama sponsorship dengan The Liverpool Football Club.

13422782261701309949
Garuda Indonesia
Liverpool bukan klub sembarang mereka klub nomor 3 kolektor terbanyak trofi liga Champions Eropa. Klub ini punya sejarah yang panjang dan pernah menjadi klub Inggris paling sukses di tanah Britania. Sepak terjang Garuda memang luar biasa, tidak mau kalah dengan maskapi dari Asia yang lain, Garuda Indonesia berani mempertaruhkan milliaran rupiahnya demi sebuah nilai jual marketing.

Sebelumnya nama Garuda Indonesia Airlines sempat muncul dalam bentuk Virtual Advertising saat pertandingan Inggris versus Belgia di stadion Wembley jelang Euro 2012. Tidak puas, kini Garuda berani menawar menjadi sponsor klub Liverpool.

Padahal beberapa tahun lalu Garuda Indonesia hanya sebuah BUMN yang menguras pundi-pundi APBN. Namun dengan pengelolahan manajamen yang profesioanl kini Garuda telah mampu mengepakkan sayapnya melintasi benua Eropa, menyusuri selat Channel dan bersenandung bersama The Beatles di Liverpool. Bagaimana pun langkah jitu telah dilakukan Emirsyah Satar sang CEO yang punya intuisi setajam mata Garuda. Garuda mesti berani bersaing di kancah global. Jangan hanya menjadi pemain domestik alias jago kampung.

Yang jelas Emirsyah Satar yang berlatar akuntan punya intuisi marketing yang hebat, dia mampu membaca potensi iklan sebagai media pemasar yang jitu, bukan hanya bagi Garuda Indonesia Airlines tapi juga dalam lingkup luas memperkenalkan Indonesia sebagai bangsa yang mampu bersaing.

Yang kedua, yang membanggakan terjadi di bulan Juli adalah keberhasilan pengusaha muda Erick Thohir mengakuisisi sebuah klub MLS, liga Profesional di negerinya Abraham Lincoln.KLub tersebut adalah DC United, klub yang punya kandang di Washingtong DC. DC United punya 20 ribu suporter fanatik.
1342278303914832583
Erick Thohir
Dalam beberapa tahun bersamaan dengan Great Depression jilid dua yang melanda Amerika Serikat banyak klub-klub AS yang kesulitan financial salah satunya adalah DC. United. Melalui pendekatan intens dan proses yang panjang akhirnya bung Erick Thohir berhasil membeli saham klub tersebut dan menjadi orang Asia pertama menjadi pemilik klub MLS (Major League Soccer).
Di kota Washington DC terdapat Lincoln Memorial tempat ketika Martin Luther King, Jr menyampaikan pidatonya yang masyhur “I Have a Dream”. Dan bung Erick mampu mewujudkan impiannya memiliki klub di kota yang sama dengan Matin Luther King, Jr menggantungkan impiannya.

Hebatnya, Erick Thohir datang tidak hanya membawa fulusnya alias dollar tapi berani menawarkan sebuah konsep manajemen olahraga yang profesional. Padahal 699 mil dari DC United terdapat kota Chicago tempat kelahiran pakar manajemen modern, Philip Kotler.

Saya jadi ingat ketika pak Jusuf Kalla berkunjung ke AS dan bertemu wapres AS Joe Biden. Dengan percaya diri JK menyapa Joe Biden dengan kalimat ” apa yang Indonesia bisa bantu buat negeri anda”, JK tahu AS sedang kelimpungan dilanda resesi ekonomi. Selama ini pejabat Indonesia yang berkunjung ke AS selalu mengemis ke AS tapi tidak untuk JK.
Gebrakan dari bung Erick Thohir bukan yang pertama sebelumnya dia telah membeli saham klub basket NBA Philadelphia 76ers.

Ekspektasi saya, dua moment diatas bisa menjadi inspirasi bagi pengusahan dan perusahaan nasional untuk berani bertarung di kancah internasional. Kesempatan terbuka lebar pasalnya benua Eropa dan negara AS sedang oleng dilanda kriris ekonomi yang hebat. Saya Menantikan kelak merah putih berkibar dilain tempat, di setiap jengkal belahan bumi.

Salam

Tidak ada komentar: