Jusuf Kalla |
Tidak berlebihan jika bapak Jusuf Kalla dianggap sebagai fenomena dalam
birokrasi kita. Banyak inspirasi dari JK yang akan menjadi kado zaman,
menjadi cerita bagi generasi sekarang dan akan datang. Sebelum dikenal
sebagai negarawan hebat, JK lebih dahulu dikenal sebagai saudagar
tangguh yang mampu memimpin kelompok bisnisnya mengarungi samudera
persaingan bisnis yang dikuasai oleh kelompok etnis tertentu.
Dari rekan kerja atau karyawan JK saya mendapatkan beberapa informasi
berharga tentang kekuatan pribadi JK sebagai CEO dalam mengurusi
bisnisnya. JK tampil bagai nahkoda yang unggul yang memandu kapal
phinisi melawan badai persaingan. Kunci keberhasilan JK ternyata
terletak pada istiqamahnya menjalankan bisnis.
Saya ingin berbagi kisah yang saya dapatkan dari rekan seperjuangan
bapak JK dalam payung bisnis Kalla grup. Pak JK pernah memiliki
perusahaan bernama Makassar Mina Usaha, perusahaan ini mempunyai kapal
laut yang akan melintasi ZEE (Zona ekonomi eklusif). Saat itu tahun 1998
ketika negeri sedang dihantam badai krisis monenter hebat. Kapal pak JK
membutuhkan BBM sekitar 40 ton dan sesuai dengan aturan kapal yang
melintas ZEE tidak berhak mendapat jatah BBM subsidi. Dengan jumlah
sebanyak itu harga BBM subsidi hanya sekitar 350 juta rupiah sedangkan
untuk non subisidi 1.3 milyar rupiah.
Persoalan muncul karena uang kas perusahaan menipis apalagi krisis
moneter sedang terjadi. Saat itu datang tawaran untuk memakai BBM
subsidi, tawaran tersebut disampaikan karyawan ke pak JK. Dengan tegas
pak JK menolak dan berkata "Negeri kita sedang dirampok, kau jangan ikut-ikutan merampok duit negara" hari itu juga JK mencari duit untuk membayar BBM non subisidi, dan syukur mereka bisa mendapatkan dana segar sebanyak 1,3 M.
Contoh istiqamahnya pak JK sebagai CEO Kalla Grup adalah ketika
pembuatan jalan poros Makassar-Pare Pare sekitar dekade 80an yang
dipegang kelompok binsis Kalla. Ketika proyek belum rampung, salah satu
staff JK melaporkan bahwa perusahaan rugi 2 milyar (2 milyar tahun 80an
adalah jumlah yang cukup besar), dengan tegas JK meminta proyek jalan
tetap jalan karena merupakan amanah sebagai pemegang tender, soal rugi
adalah urusan belakang.
Pernah waktu pembangunan kembali Masjid Raya Makassar yang sebagian
besar dananya dari kantong JK. Kalau tidak salah terjadi sekitar awal
tahun 2000an. Anggaran awal masjid diperkirakan habis 9 milyar saja,
tapi ditengah jalan biaya membengkak. Para manager proyek dibuat
was-was, bayangkan utang material menumpuk. Ditengah kesulitan pak JK
tetap memerintahkan agar semua hutang dibayar lunas. Belum lagi karena
dana yang tipis, muncul ide untuk mengurangi spek bangunan masjid,
lagi-lagi JK tetap istiqamah dengan melarang sedikitpun spek bangunan
dikurangi. Hingga total masjid megah ini menghabiskan dana 45 milyar,
banyak pihak tidak percaya masjid ini bisa selesai tepat waktu dengan
biaya yang besar.
Sebenarnya masih ada kisah lain bagaimana JK sangat konsisten dengan
kerja yang ikhlas. JK juga dikenal sebagai saudagar yang dermawan. Oh ya
selama mengurusi bisnisnya JK tidak pernah memecat karyawannya karena
peursahaannya bangkrut, jika perusahaan gagal karyawan tersebut akan
dialihkan ke perusahaan lainnya.
Bukan hanya dalam bisnis JK dikenal konsisten (istiqamah), dalam
pemerintahan juga JK adalah pribadi yang nasionalis yang tegas. Di
tulisan beliau di kompasiana yang berjudul Diplomasi Ala Bugis,
JK menceritakan tentang orang-orang dari Exxon yang ingin menguasai blok
Natuna. Mereka mengejar JK sampai ke tanah suci tapi JK terus
menghindar. Baru setelah pulang kampung di Makassar JK mau menerima tamu
Exxon.
Saat pertemuan di hotel Sahid Makassar, orang Exxon bilang ke JK "Mr.
Vice President, anda kalau membatalkan kontrak dengan Exxon, maka besok
akan saya SU" adrenalin JK naik, dan langsung memukul meja sambil
berkata"kalau berani SU, maka saya akan SU kau 10 kali, it's my country, not your country, jangan kau datang ke sini ancam-ancam saya"
Blok Natuna kembali ke pangkuan Indonesia, namun sayangnya tidak lama
setelah itu blok Natuna kembali ke asing karena wewenang JK di cabut.
Pada lain kesempatan JK pernah berkata bahwa memimpin itu butuh
keikhlasan, "kita harus menjalani hidup dengan ikhlas. Kalau dijalani
dengan ikhlas maka beban itu terasa tidak ada"
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar