Produk Sari Roti (Foto:Pojoksamber.com) |
Anda yg tinggal di perkotaan tidak asing dgn jingle diatas. Yah, hampir tiap hari penjual roti keliling tsb berkeliling perumahan atau kompleks memasarkan rotinya. Saat awal awal tiba di Balikpapan, saya kesulitan menemukan roti merek ini. Mungkin karena minimarket besar yg menjadi pasar jualan roti ini tdk banyak dijumpai di kota Balikpapan.
Oke...cukup basi basinya, kita ke topik utama.
Dalam 2 hari ini gencar seruan untuk memboikot sari roti, alasannya karena di website sari roti tdk ingin disebut terlibat langsung dalam aksi 212. Sari roti berusaha berdiri netral bahkan sebenarnya di poin2 awal mereka menyemangati aksi super damai tsb.
Dalam 2 hari ini gencar seruan untuk memboikot sari roti, alasannya karena di website sari roti tdk ingin disebut terlibat langsung dalam aksi 212. Sari roti berusaha berdiri netral bahkan sebenarnya di poin2 awal mereka menyemangati aksi super damai tsb.
Perlukah aksi boikot tsb!
Sebelumnya mari kita lihat siapa pemilik Sari roti, sari roti merupakan branding dari perusahaan PT. Nippon Indosari Corporindo, dari namanya mungkin kita mengira2 bahwa pemiliknya dari Nippon, ehm mari lihat komposisi sahamnya...sebagian besar saham justru dimiliki perusahaan lokal yaitu PT. Indoritel Makmur Internasional sekitar 31%. Siapa Indoritel tsb, Indoritel merupakan anak dari Indomarco Pristama (Indomaret). Kalau menyebut Indomaret pasti sdh tahu siapa dibalik bisnis Indomaret?
Indomaret merupakan satu bagian korporasi besar dibawah payung Salim Group, pemiliknya pernah menjadi orang paling kaya di Indonesia. Bbrapa usahanya yg mentereng seperti indofood yg merupakan perusahaan mie instan terbesar di dunia dan Bogasari perusahaan terigu terbesar di Indonesia. Dari tepung terigu (Bogasari) dibuat lah mie instan (indofood) dan roti (sari roti). Sebenarnya masih banyak lagi bisnis salim group.
Pemilik saham terbesar kedua adalah Bonlight Investment Limited (25%), kantor pusatnya ada di British Virgin Island itu di sekitar laut Karibia. Pemilik ketiga adalah perusahaan Jepang selain itu Sari roti dimiliki oleh publik (34%).
Kita berandai andai saja, jika seruan boikot ini berhasil dan membuat sari roti tamat apa yg kemudian terjadi? Para owner tinggal menjual aset mereka, bikin usaha yg baru atau yang lain..intinya mereka tdk akan kelaparan, wong bisnis mereka menggurita, kekayaannya tidak habis 7 turunan. Yg menyedihkan nasib buruh yg tersebar di bbrapa kota seperti Medan, Semarang, Pasuruan, Jakarta dan Makassar.
Mereka yg pertama kena dampak PHK, anak anak mereka terancam putus sekolah, biaya hidup terancam dan masalah lainnya. Anda tahu bahwa 80% lebih buruh tsb adalah saudara muslim kita. Entah apa pikiran mereka diluar sana, senggol dikit langsung emosi. Kalau investor enggan menanam modal di Indonesia yg rugi rakyat juga, rakyat itu banyak yg muslim lho.
Mungkin bagi anda tdk masalah, anda punya jamaah banyak bisa hidup dari ceramah sana sini tapi ribuan buruh muslim itu akan menangisi nasibnya, di matikan oleh saudara seimanya sendiri...mungkin agak berlebihan tapi begitulah realitas yg sering muncul. Jangan mudah terpancing, bersumbu pendek..dikit dikit boikot...kalau berani mau boikot, boikot itu facebook, whatsapp, iphone dll punya asing, pajak perusahaan mereka masuk di kas negara yg kalian sebut kafir.
Lebih baik jika seruan bernuansa positif misalnya ayo kerja karena itu bagian dari jihad dll. Yah sudah, mari berpikir bahwa persoalan bangsa semakin rumit jangan dibuat tambah rumit kalau tdk bisa membantu dgn kerja setidaknya bantulah dgn doa yg terbaik.
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar