Pada suatu kesempatan, saya bertemu dengan kawan lama, rupanya dia masih setia bekerja di perusahaan lama tempat kami sama-sama kerja, sudah belasan tahun dia bergumul dengan data. Pada awal-awal perkenalan kami, dia banyak bercerita tentang impiannya untuk kerja di perusahaan besar, intinya dia pengen kabur. Dan 12 tahun berlalu dia masih setia berada ditempat yang sama. Sedangkan saya sudah melintasi 6 perusahaan yang lain. Rupanya impiannya terbunuh oleh comfort zone yang dia temukan di perusahaan tersebut.
Di banyak tempat, saya sering menjumpai kawan kerja yang punya rasa yang sama dengan kawan diatas yaitu ingin kerja ditempat yang lebih bonafid, gaji tinggi dan jenjang karir bagus. Namun sayang kebanyakan dari mereka tidak punya nyali dan justru mereka menemukan fakta baru bahwa diluar sana pertarungan kursi kantoran semakin kejam. Pengangguran menggurita sedangkan lapangan kerja semakin dangkal.
Alasan gaji, nyaman dan karir seringkali jadi penyebab seseorang ingin kabur, saya sendiri pernah merasakan bahkan sampai 5 kali resign karena 3 alasan diatas. Alasan 1 dan 2 sangat subyektif bahasannya bakal panjang dan rumit. Nah alasan ke-3 lebih menantang untuk dijelaskan hehehe
Setidaknya ada 4 (empat) alasan yang menyebabkan karir stagnan yaitu:
1. Jenjang karir yang melambat, ini bisa terjadi karena pegawai tersebut memang tidak layak dipromosikan yah kompetensi kerjanya kurang. Disini fungsi perusahaan melakukan coaching. Di beberapa kesempatan saya selalu bilang ke teman-teman untuk terus menambal kekurangan dengan menguasai banyak keahlian, saya bilang kalau ada waktu kamu belajarlah photosop atau corel draw itu lebih baik dari nonton film atau baca berita gosip.
2. Kurang bergaul, banyak yang tidak menyadari bahwa yang namanya personal branding itu penting. Kalau anda hanya dibelakang meja dan selalu menghindar bila ketemu boss, lalu bagaimana boss bisa sadar bahwa anda itu makhluk nyata bukan makhluk gaib hehehe..memang betul ada yg namanya KPI, namun seringkali angka-angka di KPI sangat normatif hanya berisi sekumpulan bilangan matematis. So mulai sekarang "jual diri" anda agar dikenal. Menulis juga satu cara kecil personal branding.
3. Seniority Error, dibanyak perusahaan berlaku sistem urut kacang artinya bahwa untuk posisi leader diberikan kepada karyawan senior. Hal ini berimbas pada antrian panjang. Sistem ini sering dipakai di negara Jepang, di negeri matahari terbit sulit menemukan anak muda pada level atas kebalikannya di negara barat. Apalagi perusahaan dengan skala kecil maka persaingan sangat ketat. Parahnya jika senior tersebut lambat melakukan inovasi kerja dan terkungkung dengan kebiasaan lama. Saya sering menemukan karyawan lama yang terlalu asyik dengan masa lalunya ketimbang terus membuka cakrawala berpikir, akh mungkin dia sudah lelah. Perusahaan perlu mempertimbangkan memilih seseorang dari sisi keahlian dan senioritas.
4. Mental Block, jika seseorang ditawari suatu posisi yang lebih tinggi dan dia memilih menolaknya, dan pada kesempatan kedua dia kehilangan kepercayaan dari pemimpin. Kegagalannya memanfaatkan momentum itu, entah dia sudah siap ataupun karena posisi tersebut tidak cocok menjadikan dia cenderung menjadi pendendam dan membuka alasan untuk pergi. Untuk mengatasi mental block diperlukan keterbukaan sikap pada atasan dan rekan kerja. Pernah suatu hari seorang kawan ditawari posisi kepala cabang, entah merasa belum pengalaman atau takut dengan tantangan dia memilih melepas peluang tersebut. Yang tersisa hanya penyesalan.
Jika anda yakin dengan kemampuan anda, kenapa mesti takut mencoba tantangan diluar sana yg bisa jadi lebih menggairahkan. Dari pada anda mengeluh sepanjang waktu. Ingat bahwa kerja adalah ibadah dan mengeluh saat ibadah bisa mengurangi nilai ibadah kita, benarkan! Jadi siapkah anda jadi pemenang ataukah bangga sebagai pecundang!
Balikpapan 08 Nov 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar