Sekitar tahun 1994 dunia dibuat geger oleh buku karya Paul Ormerod judulnya The Death of Economics.
Sebuah buku yang menceritakan kebobrokan system kapitalis yang gagal.
Tiga tahun setelah Paul Ormerod berkicau lewat bukunya, tsunami ekonomi
menghantam Negara Asia Timur dan Tenggara, termasuk Indonesia. Ketika
itu pasar keungan dihantam sentiment negative. Nilai rupiah terjun bebas
hingga 18.000 USD.
Banyak perusahaan tidak mampu membayar hutang hingga melakukan PHK.
Terdapat 120 juta anak bangsa yang berstatus pengaguran. Narasi selama
tahun 1997 hingga 1999 penuh dengan kegelapan. Awan hitam benar-benar
menggantung dilangit nusantara.
Di Negara berkembang sistem kapitalis mendapat tantangan dari banyak
pemimpin Eva Morales di Bolivia, Castro di Kuba, Chaves di Venezuela
hingga Mahathir di Malaysia mereka menilai sistem kapitalis adalah
pembunuh sistematis. Di Indonesia kita diajarkan oleh sistem ekonomi
pancasila, yang sebenarnya tidak lain hanyalah sistem kapitalis yang
berpakaian batik. Sistem pancasila memungkinkan uang dikuasai segelintir
kelompok yang disebut konglomerat dan keluarga dekat penguasa.
Munculnya Jusuf Kalla sebagai Wapres 2004-2009 memberikan warna yang
berbeda dalam ekonomi kita. JK menempatkan kepentingan nasional, membuka
sekat birokrasi yang lamban dan bertindak lebih cepat dan tanggap.
Terobosan dengan berbagai tindakan dan aplikasi riil dikenal dengan
istilah Kallanomics. Jusuf Kalla menekankan kepada nasionalisme ekonomi
dengan melibatkan pengusaha lokal dalam berbagai mega proyek pembangunan
atau mengimbau penggunaan produk dalam negeri (lokal).
Ada beberapa contoh Kallanomics yang mengubah wajah Indonesia lebih baik:
1. Pembangunan Bandara Modern. Jika anda menyempatkan datang ke
Makassar, Medan atau Lombok via udara anda akan menjumpai sebuah bandara
yang megah. Banyak yang tidak percaya bahwa bandara tersebut dibangun
dengan otak, tangan dan modal sendiri. Tidak boleh ada orang asing
begitu ucapan JK pada suatu waktu. ” Masa 60 tahun merdeka, negeri ini
tidak bisa bikin bandara?” Selama pembanguan bandara tersebut tidak
jarang JK turun memantau sejak desain hingga proses akhirnya. Bandara
tersebut dibangun dengan desain futuristik. Banyak yang tidak percaya
bahwa bandara tersebut karya anak bangsa, katanya itu terlalu keren.
2. Konversi minyak tanah ke elpiji. Kebersihan program konversi minyak
tanah ke elpiji tiak lepas dari peran JK. “Kalau program konversi minyak
tanah ke elpiji kita punya leader champion yakni Jusuf Kalla (JK)
dimana dia memonitor program ini tiap hari, jika ada hambatan Pertamina
langsung dipanggil jam 2 untuk rapat kabinet, dan terbukti ini
berhasil,” kata Hanung Budya (Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina) di
acara Talk Show ‘Indonesia Menuju Energi Hijau’ di Auditorium BPPT,
Jakarta, Rabu (3/7/2013). Sebelum adanya konversi, langit Jakarta
dipenuhi awan hitam dari sisa kompor minyak tanah, Jakarta hanya 12 hari
langitnya biru dalam 365 hari, sisanya penuh polusi udara. Selama 7
tahun mampu menghemat subsidi bahan bakar sebesar Rp115,6 triliun dari
2007 hingga Maret 2014 ini dengan duit tersebut kita bisa membangun 115
stadion mega sekelas Stadion Palaran.
3. Swasembada beras. Kita terakhir swasembada beras di tahun 1985,
setelah itu kita salah satu Negara importir beras terbesar didunia.
Produksi beras tidak mengalami kenaikan salah satunya karena persoalan
distribusi benih unggul. Pengadaan benih terhambat oleh Keppres mengenai
aturan pengadaan barang pemerintah yang melebihi Rp. 50 juta harus
melalui tender. Bukan JK jika tidak punya 1000 macam akal, ternyata ada
celah agar benih tidak ikut tender yaitu jika harga barang diatur
pemerintah dan dalam kondisi darurat. JK lantas mengumpulkan semua
bupati yang sejak awal takut dituduh melanggar aturan. Bupati duduk
bersama Kapolri dan Jaksa Agung yang sengaja di undang JK, mereka diberi
keyakinan bahwa tindakan tersebut legal. Dengan benih tersebut
Indonesia berhasil swasembada beras 2008-09. Namun sayangnya setahun
kemudian setelah SBY-JK berpisah kita kembali mengimpor beras.
“Saya mengagumi orang yang berani mengambil resiko.
Saya menyukai pemimpin, seseorang yang melakukan sesuatu sebelum mereka
menjadi popular. Saya menemukan jenis inspirasi integritas semacam
ini.”- Lawrence J. Elis (CEO-Oracle)
Sebenarnya masih banyak narasi yang inspiratif dari tindakan JK dalam
mengambil keputusan strategis seperti membangun 10 juta sambungan baru
air PAM, membangun 1000 tower rumah susun, berhasil melakukan
renegosiasi kontrak energi atas pengelolahan blok Natuna dan blok
Tangguh, Kampanye Sepatu Lokal, Pengadaan sparepart pesawat tempur F-5
dari Taiwan, Mencetuskan ide kredit usaha rakyat (KUR), Proyel
pembangkit listrik 10000 MW dan lain-lain. Khusus untuk proyek listrik
10000 MW, perusahaan JK turut andil membangun beberapa pembangkit
listrik (PLTA) yang terbesar ada di Poso, perusahaan ipar JK Bosowa
Energi juga ikut membangun PLTU di beberapa tempat.
Untuk urusan kemandirian bangsa, ada dua cerita menarik, pertama suatu
saat dibulan Februari 2009 JK bertemu dengan Joe Biden wapres AS. Ketika
bertemu JK, Joe Biden berkata “Biasanya kalau ada kepala Negara yang
datang ke AS, selalu minta bantuan”. Dengan nada tegas JK membalas “Anda
keliru, saya datang ke AS justru mau menanyakan apa yang bisa Indonesia
bisa bantu ke AS? Bukankah Negara anda sedang krisis? Tegas JK.
Kedua, salah satu grup perusahaan JK bernama Bukaka Group berhasil
memproduksi belalai gajah yang digunakan di semua bandara di dunia dan
Indonesia. Belalai gajah dikenal dengan nama Garbarata (passenger
boarding bridge). Garbarata salah satu karya anak bangsa yang mendunia.
Sejak awal JK tidak percaya dengan Adam Smith lewat bukunya The Wealth of Nation
karena peran pemerintah yang kecil. Kallanomic bukanlah suatu mahzab
ekonomi baru seperti aliran Keynesian atau Marxian. Kallanomics lebih
merupakan ekonomi terapan yang cenderung lebih agresif dalam
memanfaatkan peluang dan berani mengambil resiko. Tanpa keberanian
ekonomi nasional akan jalan ditempat. Kallanomics memberikan penguatan
kepada pengusaha menengah dan kecil yang setara dengan pengusaha atas
dalam hal pemberian kredit.
Tanggal 9 Juli 2014 nanti merupakan judgemant day akan
kembalinya Kallanomics jilid II. Ini periode dan kesempatan terakhir JK
mengabdi di pemerintahan. Ada masa-masa nostalgia yang hilang ketika JK
tidak di pemerintahan, dulu setiap Jumat JK melakukan jumpa pers, saat
itu JK benar-benar menjadi media darling. Wartawan senang bisa mendapat
berita terbaru.
Sungguh berbeda terjadi dengan Boediono wapres sekarang yang lebih
dikenal dalam kasus Century dari pada prestasinya sebagai wapres. Tanpa
JK, pemerintahan SBY seperti pesawat tanpa kemudi (autopilot). Bangsa
ini membutuhkan seorang pemimpin yang tangkas, kreatif dan mampu
menembus birokrasi rumit demi tujuan mensejahterakan rakyat. Suara anda
menentukan masa depan bangsa kedepan.
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar