31 Des 2013

Menikmati Indonesia Tempo Doeloe di Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck


1388211132120595826

Akhirnya kesampaian keinginan saya menonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Kamis 26 Desember 2013, sebuah film yang diangkat dari Novel dengan judul yang sama karya Buya Hamka. Sejak kecil saya sudah kagum sama ulama Minang yang hebat ini. Bersama teman-teman kantor kami beruntung masih mendapatkan tiket nonton disalah satu mall ternama di Makassar. Saya belum pernah membaca novelnya sampai tuntas, namun isi cerita novelnya sudah saya ketahui sejak SMP.  Keinginan menggebu untuk menonton film ini tidak lain ingin melihat logat Makassar dalam film tersebut, saya penasaran bagaimana anak Muda Jakarta (Herjunot Ali) bisa berakting dengan logat Makassar juga bagaimana rupa Indonesia era 30an dalam film yang disebut-sebut film termahal Indonesia.

Film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck banyak menampilkan panorama alam Indonesia yang masyur keindahannya dari pantai hingga pegunungan. Film ini bersetting tahun 1930an ketika Indonesia masih dibawah pengaruh kolonial Belanda. Film ini mengisahkan perjalanan cinta Zainuddin yang seorang pemuda Makassar dengan Hayati, gadis keturunan Minang. Percintaan dua sejoli ini harus kandas karena adat yang kuat. Zainuddin yang berayah Minang dan beribu Makassar tidak dianggap dalam pranata sosial oarng Minang yang berdasarkan pada keturunan ibu (matrilineal) dan di Makassar Zainuddin juga terasing karena orang Makassar menganut sistem patrilineal yaitu dari garis keturunan Ayah. Alhasil Zainuddin menjadi orang terusir. Sedangkan Hayati (Pevita Pearce) adalah wanita Minang asli.

Lewat surat Zainuddin menumpahkan perasaan cintanya ke Hayati, katanya Lewat surat kita bebas menerangkan perasaan kita. Kuatnya pengaruh adat yang dipersonifikasikan dengan seorang pemangku adat membuat Zainuddin yang terancam jiwanya memutuskan pindah menuntut ilmu ke Padang Panjang. Namun cinta tidak bisa menghentikan keduanya, Hayati yang terpikat oleh sikap rendah hati Zainuddin bermaksud menjumpai Zainuddin di Padang Panjang. Kehadiran Hayati di Padang Panjang menjadi awal dari polemik cinta segitiga.

Di Padang Panjang hayati berjumpa seorang pemuda Minang yang bergaya Belanda namanya Aziz (Reza Rahadian). Aziz dan keluarganya kemudian jatuh hati sama Hayati. Lamaran Zainuddin ditolak keluarga Hayati, sebaliknya Lamaran keluarga Aziz diterima. Selanjutnya penonton dibawa ke suasana sedih ketika Hayati menikah dengan Aziz dan sebuah surat dari Hayati sebagai penikam hati Zainuddin. Dari sini bisa dilihat bagaimana Buya Hamka coba mengangkat betapa kuatnya pengaruh adat di tanah Minang.
13882112741378379048
Film ini tambah menarik dengan hadirnya tokoh Muluk, si preman yang insyaf
Dalam keterpurukan itu Zainuddin yang mempunyai kawan setia berambut kribo bernama Muluk mulai bangkit. Perlahan Zainuddin menjadi penulis novel. Novelnya berjudul Teroesir menjadi best seller. Garis hidup Zainuddin berubah 360 derajat dari miskin menjadi kaya dan tersohor. Di sini saya melihat bagaimana lompatan berpikir sang Buya Hamka yang melihat penulis novel pada suatu masa akan menjadi kaya raya, dimasa  tahun 30an ketika novel ini ditulis hal itu belum terjadi.


Seolah dipertemukan oleh nasib keduanya tinggal di satu kota di Surabaya. Hidup Zainuddin yang glamour berbanding terbalik dengan Hayati dan Aziz yang jatuh miskin. Aziz yang gemar main judi dan perempuan hartanya ludes dan dipecat dari kantornya. Dari sebuah pertunjukan opera, Zainuddin dipertemukan dengan Hayati. Selanjutunya penonton dibawa kembali ke suasana sedih yang mendalam. Zainuddin yang memegang janjinya menolak kehadiran Hayati dalam hatinya. Hayati harus pulang ke tanah Minang dengan membawa duka, dia menumpang kapal Van Der Wijck. Konon kapal Van Der Wijck yang dibuat untuk film dipesan khusus dari negeri Belanda dengan harga yang mahal.

Beberapa adegan yang menampilkan dialog Zainuddin dalam logat Makassarnya seringkali membuat penonton tertawa, bisa dimaklumi logat itu sangat kental Makassarnya. Seperti ketika Zainuddin yang sakit dijenguk oleh Hayati, sadar Hayati sudah bersuami , Zainuddin berkata "keluar ko semuanya, pergi ko semuanya" ini sangat kental aksen Makassarnya. Secara umum penggambaran Zainuddin sebagai orang Makassar sudah cukup baik walau kelihatan sekali Zainuddin mempunyai gaya bahasa yang berat yang sedikit berbeda dengan orang Makassar.

Secara umum film ini menampilkan sisi humor yang mengundang tawa. Apalagi film didukung oleh alunan musik dan lagu yang enak didengar serta dipoles dengan kecantikan dan kelembutan Hayati (Pevita Pearce). Tidak mengherankan jika banyak anak muda yang sehabis nonton film ini bermimpi bisa ketemu Hayati seperti dalam film. Selain itu banyak kalimat atau ungkapan bijak terdapat dalam film ini seperti "Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan menimbulkan tangis. Cinta menghidupkan pengharapan, menguatkan hati dalam perjuangan menempuh onak dan duri penghidupan"
13882114121365039686
Kapal Van Der Wijck yang khusus dipesan dari Belanda menambah keklasikan film ini
Yang mengagumkan lainnya seperti munculnya mobil antik tahun 30an, lalu bangunan yang klasik atau suasana saat pacuan kuda, orang-orang londo Belanda dengan pakaiannya menambah ke klasikan film ini. Sepertinya Soraya Intercine Film tidak ingin setengah-setengah menggarap film ini. Seolah-olah penonton terbawa  kesuatu zaman di tahun 30an ketika Indonesia masih belum merdeka. Setelah menonton film ini, ada beberapa kawan yang mengkritik kurangnya adegan di kapal Van Der Wijck sepertinya mereka masih terbawa emosi dalam film Titanic. Kritikan lain yaitu gambar laut dan detik-detik tenggelamnya kapal yang terasa kurang dramitisir.

1388211613974398415
Herjunot Ali mampu memerankan tokoh Zaijuddin dengan sangat baik
Menonton film ini saya membayangkan bagaimana seorang Hamka menorehkan penanya baris demi baris dalam sebuah novel. Saya membayangkan bagaimana disuatu senja Buya Hamka menatap keindahan pantai Losari dan kapal hilir mudik di bibir pantai Losari yang kemudian menuangkan inspirasi ke kepala Buya Hamka untuk lahirnya novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Kurang lebih 3 tahun lamanya Buya Hamka pernah menetap di Makassar. Film ini adalah film kedua Buya Hamka yang saya nonton, sebelumnya film Dibawah Lindungan Kabah.


Ditengah serbuan film barat dan film lokal yang bergenre hantu dan seksi dengan kualitas menyedihkan, maka kehadiran film fiksi roman Tenggelamnya Kapal Van der Wijck seperti angin sejuk di padang pasir yang kering. Tidak berlebihan jika nanti penonton film ini bisa menembus angka 1 juta penonton karena film ini memang layak menjadi tontonan. Film ini pantas mendapatkan rating 8/10. Semoga hadir lagi film nasional dengan kualitas mumpuni. Ayo ajak keluarga dan orang anda kasihi menonton film ini. Saya cinta film Indonesia.

Salam




11 Nov 2013

Monumen Mandala, Riwayat Mu Kini !!!




Kesepian itu kesan pertama saat saya menatap bangunan tegap menjulang tinggi ke langit, Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat, orang lebih mengenalnya dengan sebutan Monumen Mandala.  Sore itu saya melintas di depannya, awan hitam menggelantung diatas menaranya, seolah ingin menggambarkan kegetirannya, kini telah dilupakan.

Bicara ikon kota Makassar maka pandangan kita akan segera mengingat pantai Losari atau Benteng Roterdam, orang lantas lupa dengan Monumen Mandala. Seperti umumnya monument pasti menyimpan kisahnya. Monumen ini dibangun pada masa orde baru berkuasa tahun 1994, monumen Mandala tidak bisa lepas dari sosok murah senyum namun kontroversial bernama Soeharto. Letaknya pun bergengsi tidak jauh dari titik nol kilometer kota Makassar.

Tingginya 75 meter yang terdiri atas 4 lantai, Menaranya mencapai ketinggian 62 meter sebagai simbol, pada 1962, terjadi perjuangan pembebasan Irian Barat. Pada bagian bawah monument terdapat relief lidah api yang menjadi simbol semangat yang tak kunjung padam. Monumen ini sengaja dibangun di Makassar karena di kota anging mamiri menjadi pusat dari pembebasan Irian Barat.

Dibagian dalam monument mandala terdapat berbagai macam replika dan diorama perjuangan bangsa tidak hanya kisah pembebasan irian Barat, tapi juga cerita tentang perjuangan anak negeri melawan kolonialisme terutama perjuangan lokal laskar Sulawesi.

Pasca reformasi monumen mandala seperti kehilangan pamornya, monumen ini hanya dikenal jika ada pesta atau festival dan sesekali menjadi tempat para demontran meluapkan keluh kesahnya, atau saat musim pilkada dimana para calon walikota mengumbar janji manisnya. Kini nasib monumen mandala semakin tegerus oleh zaman, orang tidak lagi tertarik datang berkunjung. Pada Juli lalu Monumen Mandala direnovasi. Tujuannya agar wisatawan mau singgah untuk bernostalgia dengan masa silam. Masyarakat “modern” lebih senang mengunjungi Trans Studio yang megah atau Pantai Losari yang kian cantik. Kemeriahan masa silam tinggal kenangan.

Tidak jauh dari monumen mandala berdiri mal dan pusat perbelanjaan mewah yang sesak dengan pengunjung, sangat kontras dengan pemandangan monumen mandala yang sepi. Jangan lupakan pula lapangan karebosi yang berseberangan dengan monumen mandala merupakan satu saksi sejarah Trikora, lapangan Karebisi punya pertautan sejarah dengan Monumen Mandala. Kini karebosi telah disulap menjadi pusat perbelanjaan elit, sebuah mal bawah tanah. Di Karebosi 41 tahun silam, Bung Karno bersuara lantang “”rebut Irian Barat sebelum ayam berkokok” yang menjadi batu meteor pembakar semangat bagi generasi pada masanya merebut kembali Irian Barat. 

Pada akhirnya saya berharap pihak terkait perlu mengemas ulang format wisata sejarah yang mampu mengajak orang untuk datang ketempat ini. Selain itu fasilitas yang nyaman dan modern akan membuat pengunjung betah untuk melihat salah satu cerita kegemilangan rakyat Indonesia. Monumen mandala sebagai wahana merenenungi jejak perjuangan bangsa dan menjadi pembelajaran generasi kini.

Monumen mandala bukan sekedar bangunan bisu yang layak dibiarkan teronggok dalam metropolitan yang gemerlap, karena didalamnya terdapat secuil kisah perjuangan anak bangsa melawan kapitalisme. Dan jangan biarkan monumen mandala dibiarkan mematung tanpa makna bagi generasi sekarang. 

Sambil mengenang kalimat Pemimpin Besar Revolusi, Soekarno “jangan sesekali melupakan Sejarah”, saya tinggalkan Monumen Mandala dengan membawa seribu impian, bisa melihat kembali monumen mandala menjadi primadona dan ikon kota Makassar.

Salam

Sepotong Heroik dari Melbourne

Sang mentari mulai naik, jalan kota Makassar mulai ramai dengan lalu lintasnya. Manusia dengan ragam kegiatannya mulai menyemut keluar rumah. Sementara itu di keheningan pekuburan, seorang lelaki tua bersama seorang anak muda tergopoh-gopoh memasuki area pemakaman. Ada ratusan nisan di dalam kompleks itu, tapi lelaki tua itu sudah sangat mengenali makam yang akan ditujunya. Tiba didepan makam, dia mengangkat kedua tangannya, mulutnya komat kamit membaca doa sesekali tangannya memegang batu nisan, sebuah tulisan kecil di nisan tertulis RAMANG.

Siang di tanggal 29 November 1956, wajah-wajah tegang dan cemas sedang menghinggapi tim nasional Indonesia. Lawan berikutnya adalah Uni Sovyet. Siapapun tahu Uni Sovyet adalah tim yang sangat kuat. Di sudut ruang ganti Toni Pogacnik dengan sebatang cerutunya sedang mengamati secarik kertas ditangannya, beberapa kali dia terlihat mencoret-coret kertas tersebut.

Toni sedang mencari mukjizat bagaimana cara terampuh membendung kekuatan Beruang Merah. Dia lalu memanggil semua tim untuk berkumpul.

Dengan pelan-pelan seperti seorang guru yang mengajarkan muridnya, Toni menjelaskan strateginya. Indonesia bermain Grendel ala Catenacio Italia, Maulwi Saelan dipercaya menjadi gawang Garuda, di depannya berdiri empat bek sejajar yaitu: Rasjid, Siregar, Ramlan, dan Seek Kwee. di tengah Toni mempercayai trio peranakan China Houw Tan, Liong Phwa dan Tjiang Thio, tugas ketiganya menjaga kedalaman skuad Garuda membantu pertahanan di luar garis 16 sedangkan di sayap Toni memasang Endang Witarsa dan Ramang, ini sebuah kejutan Ramang yang asli penyerang tengah di geser ke sayap.

“Ramang gunakan sprint mu, buat kejutan dengan shoot dari sisi sayap” demikian instruksi Toni kepada Ramang. Penyerang tengah di percayakan ke Ashari Danu, tugasnya memantulkan bola ke salah satu penyerang sayap.

“jangan biarkan Soviet itu masuk kotak 16 besar”

Sore itu, stadion Olimpiade Melbourne riuh dengan puluhan ribu penonton. “Ini partai Goliath versus David” seru komentator dari corong radio ABC.

“Lima gol sangat masuk akal, tiga dari Ryshkin dan dua untuk Salnikov” komentator lain menimpali
Anak-anak Garuda tahu mereka tidak diunggulkan, hingga melecut spirit mereka.

“Apapun yang terjadi dilapangan, kalian jangan menyerah, jangan mengeluh, buat Kamerad itu frustasi” Toni memberi samangat.

Satu persatu sebelas laskar Garuda muncul dilapangan, lagu Indonesia Raya berkumandang dengan gagahnya. Sebagian besar pemain Garuda menitikkan air mata, disaat bersamaan adrenalin mereka terpacu kencang. Tiada wajah gentar yang terlihat di wajah Garuda, hanya Toni Pogacnik yang sedikit cemas. Kontras dengan seterunya Gavril Kachalin yang tersenyum lepas. “Ini pertandingan mudah” Kachalin membatin

Kick off dimulai, Sovyet melancarkan serangan cepat lewat duet striker mautnya Ryschkin dan Salnikov tapi gelandang tengah garuda cekatan menghalau serangan. Berkali-kali Sovyet mengancam lewat tengah dan berkali kali pula Garuda mematahkan serangan mereka. Kaki kaki kecil garuda tidak gentar bertarung dengan kaki para kamerad yang besar.

Sebuah shooting keras dari Ryshkin menghujam sisi kanan gawang garuda, penonton harap cemas namun dengan sekali terbang diudara Maulwi menepis tendangan Ryshkin. Kachalin berdiri dari kursinya seakan tidak percaya bola itu tidak masuk. Penonton bersorak gembira.

Garuda bermain taktis, umpan pendek mulai diperagakan, setiap kali Witarsa atau Ramang memegang bola penonton bersorak riuh, kedua pemain sangat lincah berkali-kali pemain Sovyet terpaksa melanggar keduanya. Di menit 26 sebuah benturan keras terjadi Tjiang Thio terkapar setelah dihajar Anatoli Issaev, darah mengucur di kepala anak China ini. Tapi Tjiang Thio tetap melanjutkan permainan, penonton memberi aplaus.

Kelihatan anak-anak Rusia mulai frustasi berkali-kali mereka bermain kasar, sampai menit 35 sudah tiga kali sudah Maulwi sigap menyelamatkan gawang garuda. Sedangkan gawang Lee Yashin belum terjamah tembakan.

Kachalin memerintah pemainnya menyerang dari sayap mengandalkan postur pemain Rusia yang menjulang bak Jerapah. Pada suatu moment bola udara didepan gawang Maulwi, dengan sekali sapuan Siregar mengirim bola ke Witarsa dan kemudian dengan sekali sentuhan bola tersebut di oper ke Ramang dari sisi kanan. Ramang si nomor 11 berlari sangat kencang, dia dikawal ketat Igor Netto, bola masih memantul di tanah ketika dengan gerakan tak terduganya dari sudut sempit Ramang menembak kearah gawang. Lee Yashin bereaksi, Kachalin keringat dingin dipinggir bench pemain, Untung Sovyet punya Yashin dia mampu menepis tendangan voli dari Ramang.

“Fantastic shoot and fantastic Save” ujar komentator ABC.

Sampai 45 menit pertama skor masih imbang 0-0. Wajah Kachalin kini berubah, kerut diwajahnya bertambah banyak, dia tidak menyangka mendapat perlawanan ketat padahal sehari sebelumnya mereka dengan mudahnya mengalahkan Jerman Barat 2-1.

Ramang berusaha menahan sakit dikakinya, kaus kaki putih punya Ramang berganti warna menjadi merah, darah segar mengucur dari kaki Ramang, bukan hanya Ramang tapi Rasjid juga kakinya berdarah, beberapa kali bek Garuda ini mensliding pemain Rusia di mulut kotak 16.

Kick off babak kedua dimulai, para Kamerad dengan postur dan fisik yang kuat terus mengirimkan sinyal maut ke mulut gawang Garuda. Maulwi Saelan si anak Makassar tampil memukau. Merasa tidak bisa menembus, pemain Rusia mulai main kasar. Korban pertama adalah kiper Maulwi Saelan yang dihajar sikut pemain Rusia. Maulwi terkapar, penonton yang sejak awal mendukung Garuda terus memberi semangat” Give up…Give up” teriak suporter.

“Indonesia main gagah berani, Rusia main kasar” seru salah satu wartawan di pinggir lapangan
Maulwi bangkit, Garuda bersemangat lagi, waktu terus berjalan, para Kamerad mencoba jalan lain mereka mencoba menembak dari luar kotak penalty. Sebuah tembakan keras di lakukan Igor Netto di menit 80 membentur bagan Siregar, Maulwi Saelan salah langkah bola seperti akan masuk, tapi pas di mulut gawang berdiri Ramlan Yatim si anak Medan, dia jadikan badanya sebagai perisai hidup, bola tidak jadi masuk memantul ke luar lapangan, corner kick buat Sovyet. Kachalin mulai gusar beragam upaya gagal total.

Di menit-menit akhir permainan, umpan jauh dari Rasjid mengarah ke Ramang, dengan sedikit gerak tipu Ramang menchip bola melawati satu bek Rusia, tinggal berhadapan dengan Lee Yashin. Penonton histeris menanti momen penting, disaat akan menembak  ke gawang, baju kaos Ramang ditarik oleh Igor Netto, Ramang terpeleset sebelum benar-benar jatuh kaki kiri Ramang mengayunkan bola ke gawang Yashin.
Yashin tampil luar biasa, badannya seperti laba-laba yang sigap menangkap semua mangsa yang hadir di depannya, bola Ramang bisa di tepis. Ini peluang terakhir kedua tim. Pertandingan berakhir 0-0.

“Indonesia number eleven is very good” komentar penyiar Radio menutup partai bersejarah sore itu. Sebuah perjuangan heroik. Di pinggir lapangan Ramang yang kaosnya sobek menghampiri Adi wartawan Indonesia, dia berujar bangga “tulis berita ini dan sebarkan ke seantero Indonesia, kita bisa menahan Sovyet”
“Iya bang, besok pagi berita ini sudah sampai di Indonesia” kata Adi

Keesokan harinya, Adi datang sambil membawa sebuah Koran Prancis, mereka menulis perjuangan Garuda dengan judul “mereka bukan sekedar bermain bola, mereka adalah Warrior (Ksatria)”
Di kuburan itu, si kakek coba mengingat kembali peristiwa heroik di Melbourne.
“Kek, yang terbaring disini adalah Ramang yang legendaris itu yah?” Tanya Alif yang datang bersama kakek ke TPU.

“Iya Alif, dia adalah pahlawan hebat, saya saksi kehebatan Garuda di Melbourne. Ketika itu kakek mu wartawan yang ditugaskan meliput ke sana”

“Mereka bermain membela bangsa dengan hati, tidak pernah mengeluh karena makanan yang kadang terlambat, tidak mengeluh hanya karena tidur di mes kecil, mereka tidak pernah minta uang jasa kepada Negara, malah mereka merasa selalu berhutang jasa kepada negeri ini” kakek menambahkan

“Kalau dia pahlawan, seharusnya makamnya bukan disini tapi di depan sana (sambil menunjuk Taman makam pahlawan Panaikang pas depan TPU)” seru Alif

“seorang pahlawan tidak membutuhkan nisan yang megah, yang utama orang itu mampu memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negaranya” Jawab kakek

Sebelum beranjak pergi, kakek meletakkan sebuah potongan kertas yang berisi potongan berita dari FIFA, sebuah gambar Ramang membawa bola dengan judul “Indonesia Who Inspired’50s Meridian”.
Ramang di situs FIFA (FIFA.com)


Salam

12 Sep 2013

40

Gambar: www.playhugelottos.com


Keistimewaan angka 40 di tahun 2013 bisa dilihat terutama dalam perspektif bisnis. Ada beberapa perusahaan yang merayakan ulang tahunnya ke-40 di tahun 2013, dan perusahaan tersebut tumbuh menjadi kekuatan bisnis yang mengesankan. Selain bisnis angka 40 bertautan dengan kelahiran suatu partai sampai kematian orang hebat, semuanya terjadi di tahun 2013.

Yang pertama adalah perayaan 40 tahun lahirnya Bosowa Corporation, sebuah korporasi bisnis yang menggurita di sebelah timur Indonesia. Lahirnya Bosowa bermula dari didirikannya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan umum bernama CV Moneter di Makassar, Sulawesi Selatan pada 22 Februari 1973 oleh HM Aksa Mahmud. Pada tahun 1978 perusahaan itu mendapatkan hak eksklusif sebagai dealer resmi mobil produksi Jepang Datsun untuk kawasan Indoensia Timur. Dari bisnis berjualan mobil, Bosowa tumbuh dan berkembang ke industri semen dengan bendera PT. Semen Bosowa.

Selanjutnya 40 tahun juga milik Aqua pelopo produsen air dalam kemasaan (AMDK). Aqua lahir atas ide Tirto Utomo melalui sayap bisnis PT. Golden Mississippi pada tanggal 23 Februari 1973. Produk pertamanya adalah Aqua botol kaca ukuran 950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan Aqua 5 galon, pada waktu itu juga masih terbuat dari kaca. Pada saat perusahaan go-public pada tanggal 1 Maret 1990, nama PT Golden Mississippi diubah menjadi PT Aqua Golden Mississippi. Kini saham Aqua telah  dikuasi mayoritas  oleh kelompok Danone dari Prancis. Aqua tetap menguasai pasar air mineral terbesar di Indonesia. Bersamaan dengan perayaan ulang tahun yang ke-40, Aqua juga meluncurkan logo baru.
Godbless grup musik lawas juga merayakan ulang tahun ke-40 di tahun 2013. Grup band yang populer lewat lagu Panggung Sandiwara ini di motori oleh si kribo Ahmad Albar. Dalam perjalanan kariernya selama 40 tahun, God Bless sempat ganti formasi personel selama 20 kali.

Lompat ke ranah politik, tahun 2013 menjadi istimewa karena merupakan milad ke 40 salah satu partai Islam yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai yang mengusung jargon “Rumah Besar Umat Islam” lahir tanggal 5 Januari 1973 hasil dari fusi politik empat partai islam yaitu Partai NU, Parmusi, PSII dan Perti. Saat ini PPP bukan lagi partai islam terbesar di Indonesia, posisinya diganti oleh PKS.

Sekitar bulan Maret tahun 2013 majalah Forbes merilis 40 orang kaya Indonesia. Urutan pertama masih setia di kuasai raja rokok R Budi & Michael Hartono, dengan kekayaan USD15 miliar. Sedangkan raja media Chairul Tanjung berada di posisi ke-5 dengan kekayaan USD3,4 miliar. Sedangkan no. 40 orang terkaya Indonesia adalah Eddy Kusnadi Sariaatmadja, dengan kekayaan USD730 juta. Politisi Aburizal Bakrie yang pernah dinobatkan salah satu orang kaya Indonesia terlempar dari daftar, sepertinya kasus Lapindo dan perseteruan bisnis dengan Rothschild membuat Bakrie tidak sekuat dulu.

Selain korpoasi, angka 40 di tahun 2013 terkait dengan beberapa pribadi diantaranya Javier Zanetti sang kapten Inter Milan yang merayakan ultah 40 tahun di bulan Agustus 2013. Jarang pemain sepakbola pro bisa maktif bermain di usia 40 tahun seperti Zanetti. Prestasi terbaiknya adalah triblle juara (Champions Eropa, Serie-A dan Coppa Italia) di tahun 2010.

12 April 2013 publik dikagetkan dengan berita wafatnya ustad keren bernama Ustad Jefri Al Buchori, Jefri wafat di usia 40 tahun. Uje adalah sosok ustad muda yang pintar dan gaul. Dakwahnya mengena khususnya di kalangan anak muda. Kemampuannya merangkul generasi muda diakuinya ada kaitannya dengan masa lalunya yang pernah gelap. Angka 40 juga menjadi inspirasi salah satu produk rokok dunia, lihat saja iklannya yang menampilkan pemuda yang memotong ikan.

Dan 9 September 2013 merupakan hari ke-40 wafatnya saudara dan kawan seperjuangan saya, Wages (Wejis) Sastrawat. Banyak kenangan yang almahurm goreskan, sebuah memori yang sulit terlupakan. Hingga kini bayang-bayang dirinya masih selalu hadir. Semoga engkau damai disana, kami selalu merindukan mu, doa dan amal kami selalu menyertai mu. Amin. 

Salam

23 Agu 2013

Selimut Duka (In Memorial Wages Sastrawat 13 Juni 1981-31 Juli 2013)

Masih Rapuh. Sudah 18 hari saya ditinggal selamanya oleh adik tercinta, namun bayangan wajahnya belum bisa lepas dari pikiran. Rasa sedih kehilangan orang terdekat sangat sulit dilukiskan. Saya dihantui perasaan bersalah karena tidak berada disampingnya jelang detik-detik terakhir kehidupannya. Bagi saya dia bukan sekedar saudara tapi kawan seperjuangan dalam mengarungi kehidupan, bersama suka dan duka.

1376840364778943180 

31 Juli 2013 dibulan Ramadhan yang suci, saya mendapatkan kabar yang teramat pedih, adik saya Wages Sastrawat telah berpulang ke Rahamatullah. Padahal sehari sebelumnya saya masih mendapatkan kabar bahwa kondisinya masih cukup baik, masih sadar, masih bisa berkomunikasi dan masih bisa makan. Kematian adalah misteri ilahi dan sekaligus ujian keimanan bagi orang-orang yang dekat dengan TuhanNya. Sebelum pergi untuk selamanya, sekitar lima hari sebelumnya dia mengeluh sakit ke mama. Tidak ada firasat kalau sakit itu bukan sekedar sakit biasa. Walau sakit antusiasnya terhadap kehidupan sangat tinggi, katanya ini hanya penyakit ringan. 

Sampai sekarang, kami belum tahu pasti penyakit almarhum. Hasil lab (resume medis) belum sempat kami ambil, almarhum pergi lebih dahulu. Kemungkinan almarhum terkena Hepatitis B atau C atau mungkin juga peradangan Hati.

Terakhir saya ketemu dengan almarhum sekitar bulan April 2013, ketika itu kondisinya masih kelihatan sehat tidak mengeluh sakit, masih bersemangat bercerita tentang rumah kos yang baru saja dibangun. Kami sudah merencanakan akan memugar rumah warisan orang tua dan yang paling penting tentang rencana saya berlebaran dikampung bersama keluarga. Tahun lalu saya tidak sempat berlebaran dikampung karena kondisi saya yang habis sakit. Alhasil lebaran tahun ini terasa sepi tanpa senyum dan tawanya. Keluarga lebih mengkhawatirkan kondisi kesehatan saya, malah dua pekan sebelum almarhum pergi, dia sempat mengirim SMS ke saya untuk periksa kesehatan ke dokter. Dia sendiri yang sakit malah tidak ke dokter, ini salah satu yang saya sesalkan. Manusia merencanakan, Tuhan yang menentukan.

13768413161188343362
Kenangan masa kecil semasa TK 
Kedua orang tua saya cerai sekitar tahun 1987, saya dan almarhum ikut bapak sedangkan yang bungsu ikut mama.kami bersama sejak SD dari sekolah di Makassar, merantau di Kendari hingga kembali ke kampung  di Palopo. Di Palopo kami hidup berdua, hingga tamat sekolah dan kuliah di Makassar. Di Makassar kami tinggal sekamar selama kurang lebih 10 tahun sampai kami berpisah karena masing-masing menikah, saya tinggal di Makassar sedang almarhum di Palopo (8 jam dari Makassar). Almarhum bukan sekedar saudara bagi saya, tapi juga kawan sepenanggungan dalam suka dan duka. Semua kami lalui dengan penuh kesabaran. Almarhum memang termasuk orang yang sabar, bahkan ketika sakit dia tidak ingin penyakitnya diketahui orang lain. Tiap-tiap jiwa yang hidup pasti akan mati, ini hanya persoalan waktu, tiap manusia sudah punya giliran.

Komunikasi terakhir kami yaitu sekitar tanggal 26 Juli, saat itu saya SMS telah mengirim uang untuk THR mama dan kemenakan di kampung. Saat lebaran terakhir kami bersama, dua tahun lalu saya sempat bercanda ke almarhum untuk hati-hati dengan perutnya yang besar. Saya bilang, perut besar bukan pertanda makmur tapi bisa jadi sarang penyakit. Walau tidak gemuk, saya tidak nyaman melihat perut almarhum yang agak besar.

Kepergiannya menyisakan banyak kenangan, almarhum pergi meninggalkan seorang anak yang cakap dan sabar. Dia sangat sayang sama anak satu-satunya, mereka sangat dekat, hampir semua waktunya dia curahkan untuk Fahri nama anak almarhum yang berumur 4 tahun 9 bulan. Fahri bahkan lebih tegar dari kami menghadapi cobaan ini, saya tidak pernah melihat dia menangis mencari papanya, mungkin karena dia masih teramati kecil untuk memahami makna hidup. Kalau ditanya mana papa ?? si kecil Fahri menjawab singkat papa sudah mati ada di surga. Saat ke kuburannya, Fahri Kecil dengan lugu menyapa papanya “Saya datang papa”.

Kadang saya menyesal tidak bisa membaca isyarat dari Tuhan, saya tahu Tuhan sayang sama saya. Makanya ketika anak saya lahir tahun lalu dia memberi tanggal lahir yang sama dengan almarhum adik saya, 13 Juni. Mungkin Tuhan ingin berkata “adik mu ingin saya ambil kembali, saya gantikan dengan seorang anak yang akan menjadi penghiburmu”. Sayangnya sampai almarhum pergi, anak saya belum sempat ketemu omnya (paman), belum sempat merasakan gendongan almarhum yang dikenal sayang sama semua kemenakannya.

1376840726368619176
 Wages Sastrawat thn 2012
Sejak kepergiannya, saya mencoba mengumpulkan kembali jejak-jejak almarhum yang masih ada seperti foto dan video. Saya buka facebook almarhum yang penuh ucapan duka. Sayangnya almarhum sejak menikah termasuk orang yang tidak suka berfoto, saya kesulitan menemukan dokumentasi dirinya. Salah satu foto yang ada yaitu foto dalam balutan baju partai, beberapa saat sebelum pergi, almarhum sempat aktif disalah satu partai politik.

Kepergiannya memberi kami pelajaran, bahwa kematian tidak mengenal usia, yang muda dan kelihatan sehat bisa lebih dahulu pergi menghadap ilahi. Dan satu lagi bahwa penting untuk melakukan medical chek up minimal sekali setahun untuk melihat kondisi kesehatan. Jangan remehkan data-data medis, dan bila sakit segera lakukan pengobatan yang efektif dan segera ke dokter.

Kesedihan tidak lantas membuat kita larut terlalu lama, walau susah melapaskan diri dari rasa duka tapi hidup mesti terus berdetak. Ramadhan telah pergi bersama adik Wages, senyum dan tawanya masih terus ada dalam benak kami. Kematian adalah permulaan hidup yang abadi, sebelum dia datang perbanyak bekal karena akhir dari kehidupan sejati ada di kampung akhirat. Sampai jumpa saudaraku, kelak jika Allah mengizinkan kita akan dikumpulkan kembali ditaman Firdausnya yang Indah. Kami tidak akan pernah melupakanmu, amal dan doa kami selalu menyertai mu.

In Memorial Wages Sastrawat
(13 Juni 1981-31 Juli 2013)
Salam

14 Jun 2013

Satu Dekade Menuju Nomor Satu



Tepat hari Senin 10 Juni 2013 di lantai 4 episentrum bisnis Kalla Group puluhan orang siap merayakan satu dekade sebagai perusahaan rental nasional, PT. Bumi Jasa Utama. Pagi beranjak siang, sekitar jam 10 lewat 10 menit acara yang dinanti dimulai. Wajah-wajah sumbringah menebar seantero lantai 4, sambutan kecil dari empunya acara mampu membius audiens. Tepuk tangan, riuh bercampur dengan tawa kecil menambah meriah suasana. Tak lupa jepret kamera melengkapi  dokemntasi satu dekade PT. Bumi Jasa Utama.

Lepas dari meriahnya acara tersebut terselip semangat membara dari karyawan BJU di tahun Ular Air dalam kalender China. Semangat yang diterbungkus oleh seuntai kalimat sarat makna Fight to Run, yang artinya kurang lebih bertarung untuk berlari, tahun ini adalah tahun pembenahan, perbaikan dan merapikan segala hal. Dibalik acaranya yang “nyaris sempurna” saya melihat ada yang kurang, tidak ada apresiasi bagi karyawan yang mengabdi paling lama, atau mungkin saya yang tertinggal acara, maklum sepekan sebelum acara saya terkapar di rumah sakit, sakit lambung kambuh lagi.

Nahkoda baru BJU adalah pilihan terbaik dari manajemen Kalla Group, bapak AM Gunawan adalah the best of the best, seorang pemimpin berkaliber nasional yang ideal untuk perusahaan nasional seperti BJU. Beliau baru sebulan di BJU tapi gebrakan dan ambisinya mampu menggerakkan kaki-kaki karyawan BJU untuk melangkah lebih jauh.

Lokomotif bisnis BJU memang berubah drastis, bukan lagi sekedar rental tapi melangkah ke logistik dan transport umum. Sejak tahun 2013 BJU bertransformasi, perubahan mesti segera dilakukan kalau tidak ingin diremehkan. Rumus  manajemennya Change = Idea + Action, sebuah perubahan besar selalu berawal dari gagasan sederhana yang kemudian diwujudkan dalam tindakan-tindakan kecil. Bahwa sebuah ide mempunya tentakel untuk menggapai perubahan. Namun tanpa action (tindakan) sebuah idea hanya akan terperangkap dalam lemari sejarah dan kehilangan momentum untuk berdetak dalam jantung perubahan. Pointer dari semunya adalah tindakan-tindakan kecil dilakukan karyawan yang biasa-biasa namun bekerja luar biasa mampu menggerakan semesta sukses menggapai BJU.

Apa yang terjadi di tahun 2013 di BJU sebagai klimaktisasi penantian suatu perubahan, walau sebenarnya Change dalam lingkup lebih kecil sudah berjalan di bagian Keuangan dengan motor perubahan, Bapak. Amril Arifin.

Ada sedikit yang terlewatkan, kembali ke acara perayaan satu decade BJU adalah tidak nampak Local genius yaitu kearifan local Bugis Makassar yang dapat dibingkai menjadi suatu kekuatan perubahan, yang bila diterjemahkan ke logat manajemen modern akan serupa dengan ungkapan think local act global. Saya punya satu kalimat bila menyebut bisnis Kalla grup dengan sebutan Kilau saudagar Bugis dilangit Makassar, sebuah nama dari judul tulisan saya di blog Kompasiana.

Menutup tulisan sederhana ini, saya ingat dengan tulisan saya yang lain diblog berjudul “Kepak Sayap Garuda dari Anfiel Hingga Lincoln Memorial” tentang lompatan bisnis nasional hingga ke Liverpool dan Wahington, dan tidak tertutup kemungkinan Bumi Jasa Utama akan mengepakkan sayapnya, menjengkali ke negeri-negeri jauh seperti para Passompe masa lalu yang berdagang hingga menyentuh bibir Afrika, menyelami hangatnya teluk Carpentaria hingga bersenandung dalam rindu di negeri gajah putih, Fight to Run, inspirasi untuk semua. Maju untuk BJU, satu dekade menuju nomor satu.

Salam



8 Mei 2013

Agama & Bahasa Kitab Suci Dunia


 
Agama dan kitab suci merupakan satu hal yang tidak terpisahkan. Agama merupakan wahyu atau hasil perenungan panjang seorang manusia sedangkan kitab suci merupakan pedoman atau rangkuman hasil wahyu dan perenungan tersebut. Menarik untuk mengetahui bahasa dari kitab suci agama di dunia. Berikut beberapa agama beserta kitab suci dan bahasa kitab sucinya:

Hindu dan Bahasa Sanskerta

Agama Hindu merupakan agama yang lahir di anak benua India. Agama ini diperkirakan berkembang dari sungai Sindhu di bagian utara India. Kitab suci agama ini adalah Weda dengan bahasa Sanskerta. Dalam bahasa Persia, kata Hindu berakar dari kata Sindhu (Bahasa Sanskerta). Dalam Reg Weda, bangsa Arya menyebut wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu (wilayah dengan tujuh sungai di barat daya anak benua India, yang salah satu sungai tersebut bernama sungai Indus). Di dunia agama Hindu merupakan agama terbesar ketiga dengan jumlah penganut sekitar 1 milyar. Sedangkan bahasa Sanskerta yaitu bahasa asli Weda hanya digunakan kurang dari 200 ribu orang diseluruh dunia. Bahasa Sanskerta merupakan bahasa klasik di India dan merupakan satu dari 23 bahasa resmi di India. Bahasa ini pernah berkembang di nusantara Indonesia dan mempengaruhi bahasa lokal seperti bahasa Jawa.

Budha dan Bahasa Pali
Budha merupakan ajaran yang dikembangkan oleh Sidharta Gautama sekitar abad 6 SM. Ajaran ini muncul sebagai reaksi dari ajaran Brahmanisme. Di negeri asalnya India dan Nepal, agama Budha kehilngan pengaruh, justru aqjaran ini berkembang luas di Asia Timur dan Asia Tenggara. Budha merupakan agama terbesar ke-4 di dunia dan merupakan agama dengan pertumbuhan tercepat ke-2 setelah Islam.
Kumpulan ajaran Budha di kumpulkan dalam 3 buah kitab (Tripataka) yang berbahasa Pali. Kata Pali sendiri artinya adalah “baris/garis” atau “teks (karonik)”. Bahasa Pali termasuk rumpun bahasa Indo-Arya. Oleh pakar dinyatakan bahwa sang Buddha adalah penutur bahasa Magadhi. Bahasa Pali oleh penganut Buddha dianggpa mirip dengan bahasa Pali. Sekarang penutur bahasa Pali tersebar dari India Timur, Nepal, Srilanka, Thailand hingga Kamboja.

Zoroaster dan Bahasa Persia

13287731012053241153

Ajaran Zarathustra berkembang di wilayah Persia kuno dan dibawa seorang nabi bernama Zoroaster.  Zarathustra diperkirakan hidup sekitar 1100-550 SM. Ajaran Zoroaster datang untuk mempengaruhi pemahaman beragama bangsa Persia yang cendrung polytheisme. Dasar ajaran dari Zarathustra adalah monotheisme, yaitu menyembah hanya satu Tuhan, Ahura Mazda.[4] Angra Mainyu, yang merupakan Sang Kegelapan dan lawan dari Ahura Mazda, adalah pengingkaran Tuhan. Sekarang pemeluk agama ini tinggal 2 juta orang. Bahkan di negeri asalnya pengikut Zarathustra sekitar 10 ribu hingga 100 ribu orang saja. 

Bahasa Persia merupakan bahasa asli dari Kitab Dasatir dan Awesta, dua kitab suci kaum Zoroaster. Bahasa Persia termasuk dalam rumpun bahasa Indo Eropa, bahasa ini terutama di pakai sebagai bahasa nasional di negera Iran, Afganistan, dan Tajikistan. Bahasa ini tergolong bahasa tertua, yang diperkirakan usianya lebih tua daripada bahasa Sanskerta. Bahasa ini terus berkembang, dan setelah Islam memasuki tanah Persia, kurang lebih 40 persen kosakata bahasa Persia telah terpengaruh oleh kosakata bahasa Arab. Sekarang jumlah penutur bahasa Persia sekitar 100 juta yang tersebar dari Asia barat hingga Asia Tengah.

Selain Zoroaster, di negeri Persia pernah lahir sebuah agama bernama Mani. Agama ini dibawa oleh Nabi Mani. Manikheisme (ajaran Mani) mengajarkan bahwa terdapat dua kerajaan besar, yaitu kerajaan Terang dan kerajaan Gelap yang sudah berperang sejak awal.

Yahudi dan Bahasa Ibrani

Sejak jaman dahulu kawasan timur tengah dipilih tempat turunnya agama langit. Salah satunya adalah agama Yahudi. Agama ini berhubungan dengan kelompok bani Israil. Ajaran Yahudi dikhususkan memang untuk bani Israil. Kitab suciYahudi bernama Taurat yang ditulis dalam bahasa Ibrani. Pokok ajaran Yahudi adalah sepuluh perintah Tuhan dimana percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa menempati posisi teratas.

Bahasa Ibrani hampir punah sebagai bahasa yang dituturkan pada Abad Kuno, namun terus digunakan sebagai bahasa liturgi Yudaisme dan bahasa sastra serta hanya dipakai untuk mempelajari Alkitab dan Mishnah saja. Bahasa Ibrani masih satu rumpun dengan bahasa Arab dan termasuk dalam rumpun Afro-Asia. Bahasa Ibrani merupakan bahasa resmi Negara Israel modern.

Kristen dan Bahasa Aram

Kristen merupakan agama terbesar didunia dengan jumlah pemeluk hampir 2 milyar orang. Agama ini aslinya merupakan suatu mahzab dalam ajaran Yahudi. Pendiri agama ini adalah seorang keturunan Bani Israil. Awalnya perkembangan agama ini sangat lambat sebelum pengaruh Romawi dan Yunani membuat agama ini bisa diterima di Eropa. Dari Eropa agama ini menyebar ke seantero dunia. Kristen telah menjadi begitu banyak sekte dengan tiga kelompok besar yaitu Katholik, Protestan dan Orthodox.
Kitab suci agama ini adalah Bible yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru. Bible modern tidak lagi ditulis dalam bahasa asli Yesus sang pendiri agama ini. Bahasa ibu Yesus adalah bahasa Aram. Bahasa Aram merupakan bahasa Sematik masih satu rumpun dengan bahasa Arab dan Ibrani. Bahasa ini justru tidak dikenal sebagian besar umat Kristen, hanya sekitar 500 ribu yang masih memakai Bahasa Aram.

Islam dan Bahasa Arab

Secara tradisi Islam merupakan satu dari 3 agama langit selain Yahudi dan Kristen. Agama ini disempurnakan oleh Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad mengajarkan agama ini sekitar abad 7 M. Islam modern merupakan agama terbesar kedua di dunia dengan jumlah pemeluk sebanyak 1,5 Milyar orang. Islam juga merupakan agama dengan pertumbuhan tercepat didunia. Agama ini pernah menjadi pionir peradaban ilmu di Asia, Afrika dan Eropa.

13287710178022979
Anak sedang membaca Al Quran (www.theramadhanblog.blogspot.com)

Al Quran merupakan kitab suci agama ini. Al Quran ditulis dalam bahasa Arab yang sama dengan bahasa sang pembawa pesan, Nabi Muhammad. Bahasa Arab merupakan bahasa terbanyak ke-2 yang digunakan menjadi bahasa resmi di suatu Negara. Jumlah penutur bahasa bahasa ini sebanyak kurang lebih 400 sampai 500 juta orang, menjadikan bahasa Arab merupakan bahasa kitab suci dunia yang paling banyak dituturkan. Bahasa Arab termasuk kelompok bahasa Sematik dan rumpun Afro-Asia.

Sikh dan Bahasa Punjabi

Sikh adalah ajaran yang berkembang di bagian utara India sekitar abad 17 M. Agama ini didirikan oleh Guru Nanak. Banyak yang berpendapat kalau ajaran ini merupakan jalan tengah atau campuran kepercayaan Islam dan Hindu. Agama ini termasuk masih baru. Kitab suci agama ini adalah Shree Guru Granth Sahib Ji. Kitab suci ditulis dalam bahasa Punjabi. Bahasa Punjabi merupakan salah satu bahasa Indo Arya yang dituturkan kurang lebih 60 juta orang. Nanak pada abad ke-16 menciptakan sistem penulisan khusus bagi kaum Sikh yang disebut Gurmukhi, yang berarti petuah guru, dan kitab suci kaum Sikh yakni Granth Sahib ditulis dalam huruf Gurmukhi.

Salam

28 Apr 2013

Adu Cepat di Lintasan Monorail Antara Ortus, ADHI dan Kalla

Semangat itu belum pudar! walau dikabarkan batal ikut menggarap proyek monorail Jakarta namun komitmen Kalla Group untuk menggarap proyek sejenis di Makassar terus bergelora, setidaknya itu gambaran yang saya dapatkan setiap kali menaiki lift di Wisma Kalla, episentrum bisnis Kalla Group. Sebuah papan informasi bertuliskan PT. Bumi Karsa (Monorail Project) menempel bersamaan beberapa anak perusahaan di Kalla Group. Saya tidak pernah membayangkan anak muda yang biasa saya jumpai akan menjadi penentu masa depan transportasi di Makassar dan Indonesia.Tidak hanya Makassar, Kalla Group sudah menargetkan kota lain seperti Bandung, Surabaya dan Bali untuk pembangunan monorail.

Kembali ke proyek Monorail Jakarta rencananya dikerjakan oleh dua perusahaan besar yaitu PT. Jakarta Monorail dengan saham mayoritas dimiliki oleh Ortus Group dari Singapura dan konsorsium BUMN dengan Adhi Karya sebagai leadernya. Proyek ini seperti bangun dari mati surinya setelah Jokowi datang.

Sebelumnya jejeran pancang tiang Monorail yang dibangun sejak tahun 2006 tidak lain hanya seonggok tiang yang menjadi saksi bisu kemacetan Jakarta tanpa ada sentuhan akhir, monorail melintasi Jakarta. Waktu berjalan, jumlah kendaraan semakin banyak sedang ruas jalan tidak mampu lagi menampung ledakan transportasi dan solusi monorail kembali diapungkan. Sebelum di hidupkan kembali oleh Jokowi di Jakarta, Makassar digadang-gadang sebagai kota pertama yang akan dilintasi monorail.

Di bandingkan bussway, monorail jelas lebih baik dan lebih sehat, tidak perlu lahan yang banyak untuk membangunnya juga tidak butuh asap jika sudah beroperasi, hanya memang perlu studi kelayakan. Soal studi kelayakan bisa belajar langsung ke China yang sukses. Soal pembangunannya, putra bangsa mampu melakukannya, percuma BUMN sekelas Adhi Karya bisa go internasional sampai ke Aljazair jika tidak bisa mewujudkan mimpi Indonesia punya monorail. Lalu gerbong bisa menggunakan produk made In Bekasi asli buatan anak negeri yang sudah diujicobakan, memang kapasitasnya kecil tapi kalau ingin kapaistas lebih besar tinggal beli ke China.

Kalau modal, tenaga ahli dan prasarana sudah ada, maka tinggal masalah permodalan. Modal membangun monorail memang cukup besar untuk proyek Monorail Jakarta saja butuh dana sampai 9 trilyun rupiah, mungkin karena itu PT. Jakarta Monorail lebih memilih Ortus Group dari Singapura ketimbang perusahaan pribumi Kalla Group, mereka siap secara permodalan walau berlum terbukti punya track record membangun infrastruktur. Untuk proyek sekelas Monorail perbankan nasional sudah siap, ini proyek yang menguntungkan setidaknya dari hitung-hitungan di atas kertas.

Sadar ini merupakan proyek prestisius, Dahlan Iskan menantang konsorsium BUMN dan PT. Jakarta Monorail mana lebih cepat mewujudkan mimpi monorail di Jakarta. PT. Jakarta Monorail dengan Ortus Group dari Singapura membangun monorail dalam kota yang melintasi Kuningan-Senayan-Palmerah, boleh dibilang Ortus Group sebagai representasi kekuatan asing dalam proyek infrastruktur nasional. Sedangkan Konsorsium BUMN yang terdiri dari Adhi Karya, Jasa Marga, PT. Inka, PT. Telkom dan Bank Mandiri sebagai representasi raksasa BUMN yang kuat, rencananya membangun monorail dari Bekasi-Jakarta. Jangan lupakan di sebelah timur, Kalla Group juga sedang membangun monorail Makassar yang melintasi empat kota sejauh 40 KM soal panjang monorail Makassar lebih panjang tapi soal kerumitan saya yakin monorail Jakarta lebih rumit khususnya soal lahan dan tata kota, mana lebih cepat apakah PT. Jakarta Monorail , PT. Adhi Karya atau kuda hitam dari timur Kalla Group ???

Siapa yang lebih cepat, tinggal menunggu waktu yang penting semangat itu belum pudar. Semangat Jokowi di Jakarta dan semangat Kalla di Makassar untuk mewujudkan mode transportasi futuristik yang cepat, sehat dan efektif. Kalau negeri jiran bisa, lalu kenapa kita tidak mampu! Lebih cepat lebih baik, seperti ucapan pak Jusuf Kalla.

Salam