20 Apr 2012

Ekonomi Berbasis Local Genius

1333532680627093756



Di salah satu episode  SpongeBob di ceritakan Sandy si Tupai yang berdebat dengan ke-4 penghuni laut SpongeBob, Patrick Star, Mr.Krab, Squidward.awal perdebatannya adalah siapa makhluk terkuat ??? Sandy yang berasal dari darat percaya bahwa makhluk darat tentu lebih kuat, sebaliknya SpongeBob dkk justru berkata lain bahwa mahkluk lautlah yang terkuat. Di ceritakan bahwa Sandy yang kesal akhirnya membuka helm yang selama ini membantu dia hidup di dalam air, tidak lama setelahnya Sandy benar-benar merasakan dadanya sesak karena kekurangan oksigen, Sandy akhirnya kalah.

Tidak ingin kalah Sandy balik menantang bahwa mahkluk laut tidak bisa bertahan hidup di darat, mendapat tantangan tersebut akhirnya Spongebob cs memenuhi tantangannya dengan mencoba naik ke darat. Baru beberapa menit di darat keSpongeBob cs di kejar sama burung pemangsa, ke-4nya nyaris tewas hingga datanglah Sandy menolong mereka. Ternyata masing-masing mahkluk ini punya kelebihan di masing-masing habitat. Kedua pihak akhirnya mengakui kelebihan masing-masing.

Pesan moral yang bisa di jadikan hikmah bahwa Tuhan telah menciptakan keleibihan di setiap individu, kelompok hingga lebih luas ke wilayah maisng-masing. Potensi tersebut hanya bisa dilihat dan dirasakan oleh mereka yang percaya dengan kekuatannya. Secara fisik orang-orang negro yang berkulut hitam dianggap tidak bisa dijadikan standar cantik atau tampan.Tapi lihatlah orang-orang hitam ini dibekali dengan fisik yang prima hingga menjadi pemain basket hebat di Amerika, di berikan suara yang merdu tiada tanding hingga melahirkan maestro music seperti Michael Jackson.

Ketika film Ra-one, sebuah film invovasi dari India yang diklaim sebagai film termahal Bollywood tayang di bioskop banyak pihak yang akan memperkirakan film yang dibintangi Shakhrukh Khan ini akan booming. Namun kenyataanynya film ini gagal mengulang sukses Kuch Kuch Hota Hai atau 3 idots. Ini karena film Ra-one tidak seperti film india yang umumnya yang bercerita Ra-one justru mirip dengan kisah film-film Amerika. Film India umumnya bercerita tentang cinta, keadilan, perjuangan hidup, yang endingnya adalah nyanyian indah.

Bila berkaca ke dua ilustrasi diatas, selayaknya sebagai bangsa yang punya potensi besar, Indonesia mesti memanfaatkna potensi lokalnya untuk bersaing. Kita tidak dapat mengalahkan Jepang dalam industri otomotifnya atau mencoba menantang kehebatan Silicon valley milik US yang mengusai industri software dunia. Tapi kita mampu dan bisa mengalahkan mereka di potensi alam seperti keindahan pantai, potensi budaya seperti tari kecak, potensi geografi seperti gunung yang penuh misteri dll.

13335326021141704717

Keunggulan lokal atau sebutan kerennya lokal genius merupakan potensi titipan sang maha pencipta untuk suatu bangsa sebagai modal menjadi bangsa yang survive, kemudian dari survive menjadi suatu bangsa yang berdaulat dan akhirnya menjadi bangsa superpower. Ketika Habibie dengan ide brilliannya ingin mengembangkan industri dirgantara dan kemudian sukses, tapi di lain pihak kita justru tidak mampu memproduksi mobil bahkan motor sekalipun, bahkan sepeda sekelas BMX mesti di import dari Taiwan.
Industri dirgantara yang di rancang Habibie nyatanya kalah bersaing dan gagal survive, selain permodalan juga kita tidak mampu menjual lebih banyak pesawat produksi IPTN itu. Akibatnya perusahaan yang dulunya dibanggakan bangkrut dan konon meninggalkan utang pula. Malaysia ketika kita sedang merintis industri pesawat mereka justru sedang membangun industri Mobil lewat mobil nasional proton.

Malaysia tidak latah ingin show ke dunia dengan memotong kompas seperti cara Indonesia, industri pesawat kita ambruk sedangkan mobil proton made ini Malaysia berseliweran di jalan raya kita. Kita tidak harus memaksakan diri bersaing di industri berat  tapi coba memanfaatkan potensi lokal untuk bersaing di industri pertanian, pariwisata, perkebunan, kelautan dll. Singapura yang kecil tidak mempunyai industri besar tapi mereka mampu menjadi macan Asia karena berani memasang brand sebagai negeri dengan pelayanan jasa terbaik seperti Pendidikan dan kesehatan.

Kembali ke persoalan bahwa seperti dalam kisah SpongeBob dan Sandy diatas maka bangsa Indonesia fokus untuk memanfaatkan potensi lokal yang ada. Untuk sementara Indonesia tidak perlu masuk terjerembab bersaing atau meniru model ekonomi Negara liberal yang mengandalkan kekuatan padat modal, lebih baik jika fokus pada potensi lokal yang ada. Masih banyak potensi lokal yang butuh sentuhan marketing hingga bernilai jual tinggi. Ekonomi berbasis genius lokal hanya bisa sukses jika pemerintahnya benar-benar berpihak pada rakyat, berpihak pada usaha kecil dan menengah. Sekali lagi Indonesia Bisa.
Salam

Tidak ada komentar: