Semangat itu belum pudar! walau dikabarkan batal ikut menggarap proyek
monorail Jakarta namun komitmen Kalla Group untuk menggarap proyek
sejenis di Makassar terus bergelora, setidaknya itu gambaran yang saya
dapatkan setiap kali menaiki lift di Wisma Kalla, episentrum bisnis
Kalla Group. Sebuah papan informasi bertuliskan PT. Bumi Karsa (Monorail
Project) menempel bersamaan beberapa anak perusahaan di Kalla Group.
Saya tidak pernah membayangkan anak muda yang biasa saya jumpai akan
menjadi penentu masa depan transportasi di Makassar dan Indonesia.Tidak
hanya Makassar, Kalla Group sudah menargetkan kota lain seperti Bandung,
Surabaya dan Bali untuk pembangunan monorail.
Kembali ke proyek Monorail Jakarta rencananya dikerjakan oleh dua perusahaan besar yaitu PT. Jakarta Monorail dengan saham mayoritas dimiliki oleh Ortus Group dari Singapura dan konsorsium BUMN dengan Adhi Karya sebagai leadernya. Proyek ini seperti bangun dari mati surinya setelah Jokowi datang.
Sebelumnya jejeran pancang tiang Monorail yang dibangun sejak tahun 2006 tidak lain hanya seonggok tiang yang menjadi saksi bisu kemacetan Jakarta tanpa ada sentuhan akhir, monorail melintasi Jakarta. Waktu berjalan, jumlah kendaraan semakin banyak sedang ruas jalan tidak mampu lagi menampung ledakan transportasi dan solusi monorail kembali diapungkan. Sebelum di hidupkan kembali oleh Jokowi di Jakarta, Makassar digadang-gadang sebagai kota pertama yang akan dilintasi monorail.
Di bandingkan bussway, monorail jelas lebih baik dan lebih sehat, tidak perlu lahan yang banyak untuk membangunnya juga tidak butuh asap jika sudah beroperasi, hanya memang perlu studi kelayakan. Soal studi kelayakan bisa belajar langsung ke China yang sukses. Soal pembangunannya, putra bangsa mampu melakukannya, percuma BUMN sekelas Adhi Karya bisa go internasional sampai ke Aljazair jika tidak bisa mewujudkan mimpi Indonesia punya monorail. Lalu gerbong bisa menggunakan produk made In Bekasi asli buatan anak negeri yang sudah diujicobakan, memang kapasitasnya kecil tapi kalau ingin kapaistas lebih besar tinggal beli ke China.
Kalau modal, tenaga ahli dan prasarana sudah ada, maka tinggal masalah permodalan. Modal membangun monorail memang cukup besar untuk proyek Monorail Jakarta saja butuh dana sampai 9 trilyun rupiah, mungkin karena itu PT. Jakarta Monorail lebih memilih Ortus Group dari Singapura ketimbang perusahaan pribumi Kalla Group, mereka siap secara permodalan walau berlum terbukti punya track record membangun infrastruktur. Untuk proyek sekelas Monorail perbankan nasional sudah siap, ini proyek yang menguntungkan setidaknya dari hitung-hitungan di atas kertas.
Sadar ini merupakan proyek prestisius, Dahlan Iskan menantang konsorsium BUMN dan PT. Jakarta Monorail mana lebih cepat mewujudkan mimpi monorail di Jakarta. PT. Jakarta Monorail dengan Ortus Group dari Singapura membangun monorail dalam kota yang melintasi Kuningan-Senayan-Palmerah, boleh dibilang Ortus Group sebagai representasi kekuatan asing dalam proyek infrastruktur nasional. Sedangkan Konsorsium BUMN yang terdiri dari Adhi Karya, Jasa Marga, PT. Inka, PT. Telkom dan Bank Mandiri sebagai representasi raksasa BUMN yang kuat, rencananya membangun monorail dari Bekasi-Jakarta. Jangan lupakan di sebelah timur, Kalla Group juga sedang membangun monorail Makassar yang melintasi empat kota sejauh 40 KM soal panjang monorail Makassar lebih panjang tapi soal kerumitan saya yakin monorail Jakarta lebih rumit khususnya soal lahan dan tata kota, mana lebih cepat apakah PT. Jakarta Monorail , PT. Adhi Karya atau kuda hitam dari timur Kalla Group ???
Siapa yang lebih cepat, tinggal menunggu waktu yang penting semangat itu belum pudar. Semangat Jokowi di Jakarta dan semangat Kalla di Makassar untuk mewujudkan mode transportasi futuristik yang cepat, sehat dan efektif. Kalau negeri jiran bisa, lalu kenapa kita tidak mampu! Lebih cepat lebih baik, seperti ucapan pak Jusuf Kalla.
Salam
Kembali ke proyek Monorail Jakarta rencananya dikerjakan oleh dua perusahaan besar yaitu PT. Jakarta Monorail dengan saham mayoritas dimiliki oleh Ortus Group dari Singapura dan konsorsium BUMN dengan Adhi Karya sebagai leadernya. Proyek ini seperti bangun dari mati surinya setelah Jokowi datang.
Sebelumnya jejeran pancang tiang Monorail yang dibangun sejak tahun 2006 tidak lain hanya seonggok tiang yang menjadi saksi bisu kemacetan Jakarta tanpa ada sentuhan akhir, monorail melintasi Jakarta. Waktu berjalan, jumlah kendaraan semakin banyak sedang ruas jalan tidak mampu lagi menampung ledakan transportasi dan solusi monorail kembali diapungkan. Sebelum di hidupkan kembali oleh Jokowi di Jakarta, Makassar digadang-gadang sebagai kota pertama yang akan dilintasi monorail.
Di bandingkan bussway, monorail jelas lebih baik dan lebih sehat, tidak perlu lahan yang banyak untuk membangunnya juga tidak butuh asap jika sudah beroperasi, hanya memang perlu studi kelayakan. Soal studi kelayakan bisa belajar langsung ke China yang sukses. Soal pembangunannya, putra bangsa mampu melakukannya, percuma BUMN sekelas Adhi Karya bisa go internasional sampai ke Aljazair jika tidak bisa mewujudkan mimpi Indonesia punya monorail. Lalu gerbong bisa menggunakan produk made In Bekasi asli buatan anak negeri yang sudah diujicobakan, memang kapasitasnya kecil tapi kalau ingin kapaistas lebih besar tinggal beli ke China.
Kalau modal, tenaga ahli dan prasarana sudah ada, maka tinggal masalah permodalan. Modal membangun monorail memang cukup besar untuk proyek Monorail Jakarta saja butuh dana sampai 9 trilyun rupiah, mungkin karena itu PT. Jakarta Monorail lebih memilih Ortus Group dari Singapura ketimbang perusahaan pribumi Kalla Group, mereka siap secara permodalan walau berlum terbukti punya track record membangun infrastruktur. Untuk proyek sekelas Monorail perbankan nasional sudah siap, ini proyek yang menguntungkan setidaknya dari hitung-hitungan di atas kertas.
Sadar ini merupakan proyek prestisius, Dahlan Iskan menantang konsorsium BUMN dan PT. Jakarta Monorail mana lebih cepat mewujudkan mimpi monorail di Jakarta. PT. Jakarta Monorail dengan Ortus Group dari Singapura membangun monorail dalam kota yang melintasi Kuningan-Senayan-Palmerah, boleh dibilang Ortus Group sebagai representasi kekuatan asing dalam proyek infrastruktur nasional. Sedangkan Konsorsium BUMN yang terdiri dari Adhi Karya, Jasa Marga, PT. Inka, PT. Telkom dan Bank Mandiri sebagai representasi raksasa BUMN yang kuat, rencananya membangun monorail dari Bekasi-Jakarta. Jangan lupakan di sebelah timur, Kalla Group juga sedang membangun monorail Makassar yang melintasi empat kota sejauh 40 KM soal panjang monorail Makassar lebih panjang tapi soal kerumitan saya yakin monorail Jakarta lebih rumit khususnya soal lahan dan tata kota, mana lebih cepat apakah PT. Jakarta Monorail , PT. Adhi Karya atau kuda hitam dari timur Kalla Group ???
Siapa yang lebih cepat, tinggal menunggu waktu yang penting semangat itu belum pudar. Semangat Jokowi di Jakarta dan semangat Kalla di Makassar untuk mewujudkan mode transportasi futuristik yang cepat, sehat dan efektif. Kalau negeri jiran bisa, lalu kenapa kita tidak mampu! Lebih cepat lebih baik, seperti ucapan pak Jusuf Kalla.
Salam