Orang-orang Bugis-Makassar sejak dahulu dikenal sebagai pelaut yang tangguh. Sejak lama kapal Phinisi dikenal sering bolak balik di pantai utara Australia, di Madagaskar sampai ke daratan Mozambik di Afrika Timur, hingga berbaur dengan para saudagar asing di kota air bernama Venezia, Italia bahkan sisa puing kapal Phinisi juga di temukan di Acapulco, Meksiko. Disamping sebagai pelaut mereka dikenal juga sebagai saudagar yang handal sebagai seorang Passompe atau pelaut saudagar.
Keuletan dan kegigihan para passompe dari tanah Bugis Makassar jaman dahulu bagai legenda yang tak terlupakan. Kegigihan yang mewaris turun temurun ke generasi Bugis Makassar berikutnya. Dalam generasi berikutnya para saudagar Bugis Makassar mampu memperlihatkan eksistensi mereka sebagai saudagar tangguh setangguh phinisi diitengah lautan ganas.
Kota Makassar sekarang menjadi saksi bisu instink tajam, keuletan dan ketegaran para saudagar Bugis Makassar yang mampu bersaing di tengah kepungan pengusaha Tionghoa. Dari langit Makassar kelihatan gemerlap kesuksesan saudagar Bugis Makassar diwakili oleh Graha Pena berlantai 19 milik Fajar Grup, Wisma Kalla berlantai 15 milik Jusuf Kalla dan Menara Bosowa berlantai 23 milik Aksa Mahmud
Trio pengusaha Bugis ini sukses mewariskan tradisi besar kisah sukses para passompe masa lalu. Di bawah bendera Kalla Group, Jusuf Kalla mampu memimpin sebuah usaha yang tidak hanya unggul di daerah Sulawesi Selatan tapi mampu merebut pasar di Kawasan timur Indonesia dan Kalimantan. Diantara usaha Kalla grup adalah di bidang perhotelan lewat PT. Sahid Makassar perkasa, di bidang otomotif ada NV. Hadji Kalla, kontraktor umum dikelola oleh PT. Bumi Karsa, PT Kalla Electrical System untuk produksi transformasi listrik, PT Kalla Inti Karsa untuk perniagaan, PT Baruga Asrinusa Development untuk properti dll.
Sedangkan Fajar Grup yang dipimpin Alwi Hamu Berjaya di bidang media cetak melalui surat kabar harian Fajar, surat kabar yang oplahnya terbesar di KTI dan 10 besar di Indonesia. Selanjutnya Fajar grup juga merambah di bidang pendidikan melalui Universitas Fajar, Fajar Agrobisnis , Fajar Tv dll.
Yang paling fenomenal tentunya Bosowa Corporation, grup usaha yang di rintis oleh Aksa Mahmud ini telah menjadi salah satu grup bisnis terkemuka di Indonesia. Sejak “revolusi” besar-besaran di tubuh Bosowa, perusahaan ini melejit dengan laju kencang dalam dunia bisnis tanah air. Gurita bisnis Bosowa Corporation yang sekarang di kelola oleh generasi kedua Aksa Mahmud sangat beragam dari Semen melalui anak usaha PT. Semen Bosowa Maros, di otomotif melalui anak usaha PT. Bosowa Berlian Motor, di Infratruktur di bawah bendera PT. Bosowa Marga Nusantara, di pelayaran dengan motor PT. Bosowa Lloyd dll. Dengan misi ingin menjadi 5 perusahaan terkemuka di Indonesia Bosowa copr. Terus bebenah diri termasuk dengan sejumlah rencana go international.
Diluar tiga serangkai saudagar Bugis tersebut masih terdapat saudagar-saudagar lain yang tumbuh menjadi pebisnis andal dan lihai, diantaranya grup bisnis Latunrung dengan bisnis utamanya money changer tidak jauh dari gedung lantai 6 milik Latunrung grup terdapat Menara Makassar milik Poleko grup, lalu ada Gedung kembar lantai 8 milik Yayasan Andi Sose dll. Dan langit Makassar menjadi saksi bisu keuletan para saudagar ini.
Kepiawiaan saudagar Bugis Makassar di Lautan juga terbawa di daratan, walau semangat passompe kini telah memudar dikalangan generasi muda, tiada lain karena tergiur aroma menjadi pegawai negeri sipil.
Dan tiap tahun para saudagar Bugis Makassar yang tergabung dalam persaudaraan saudagar Bugis Makassar (PSBM) pulang kampung, ber tudang sipulung bersama merumuskan satu tekad membangun kampung halaman. Kumpul-kumpul para pengusaha (baca : saudagar) ini diikuti oleh daerah lain hingga melahirkan diantaranya pertemuan saudagar Minang dll.
Satu semboyan lama yang membekas dalam pikiran saya bahwa, kunci pembangunan sukses terletak pada kemandirian pribuminya. Dan menjadi pengusaha (saudagar) bukan hanya monopoli satu golongan tertentu saja, dan para saudagar Bugis Makassar telah memenuhi janji kepada leluhurnya para passompe yang agung untuk terus mewariskan semangat berdagang hingga melintas pulau.